Sabtu, 30 April 2011

my sincere condolences


Dear sista,
I would like to express my sincere condolences on the recent passing of our father. My husband, and our children also send their thoughts and prayers to you and our family at this difficult time.
I met with him over the years, I came to realize his great kindness and compassion towards my family. And I do know that he was very highly respected throughout this community. I remember the gentle spirit and helpful nature of him and will always remember him as an exceptionally special and giving person.
I was heartbroken to hear the news, and I want you to know that my thoughts and prayers are with you. You were truly fortunate to have a man such as your father in your life.
Please pass my family deepest sympathies

Minggu, 24 April 2011

Kartini Day


Kartini Masa Kini
Keluarga yang baik menjadi modal seseorang untuk bisa melakukan apapun. Basis keluarga yang kuat akan memberikan ketenangan, sehingga kelak membentuk pribadi yang sukses.
perempuan punya peran seimbang dan setara dengan laki-laki dalam menciptakan basis keluarga kuat ini. peran perempuan fleksibel dalam keluarga. Kartini masa kini adalah perempuan dengan delapan tangan.
"Perempuan adalah istri, mitra aktif, pendidik, juga profesional di bidangnya, Delapan tangan yang dimiliki Kartini masa kini adalah proteksi, moral, memerhatikan edukasi, peduli pada kecantikan, mampu berkomunikasi, punya visi, merawat anak-anak, dan memerhatikan kesehatan. Untuk mampu melakukannya, perempuan perlu meningkatkan wawasan selain juga percaya diri menampilkan pribadinya.
Banyak pilihan yang bisa dilakukan untuk mewujudkan pribadi lengkap dan fleksibel ini. Membaca adalah salah satu bentuk untuk menambah wawasan. Yang paling penting dalam diri individu adalah behaviour, lalu brain dan be healthy.
Kartini Day
Good family became a capital of someone to be able to do anything. Strong family base will give you peace, so that later formed a personal success.
women have the role of balanced and equal with men in creating strong family base. the role of women is flexible within the family. Kartini day are women with eight hands.
"Women are the wives, partners, educators, as well as professionals in the field, Eight hands owned Kartini day is protectionism, moral, educational, holistic care in beauty, being able to communicate, have vision, caring for children, and a holistic health. To be able to do so, women need to increase the insights as well as his personal confident display.
Many options can be done to realize the full personal and flexible. Reading is one of the form to add insight. The most important in the individual's behaviour and brain and be healthy.

Jumat, 22 April 2011

VIA DOLOROSA


Good Friday really does have a different feel, doesn’t it? It’s soberness and reflection; there is a grand celebration on the horizon (this coming Sunday), but today is different. Today we don’t exchange gifts or buy cards. Today we reflect on the cost of our salvation.
I won’t wish you a “happy Good Friday,” because even antipating the joy of Christ’s resurrection, this isn’t a happy day. Instead, I hope you’ll have a reflective Good Friday. In two days, when we celebrate the most amazing event in human history, our greetings of “happy Easter!” will be all the more meaningful if we’ve first taken time to ponder the sober message of Good Friday.
Have a reflective Good Friday, then, and a blessed Easter.

VIA DOLOROSA

Down the Via Dolorosa in Jerusalem that day
The soldiers tried to clear the narrow street
But the crowd pressed in to see
The Man condemned to die on Calvary

He was bleeding from a beating, there were stripes upon His back
And He wore a crown of thorns upon His head
And He bore with every step
The scorn of those who cried out for His death

Down the Via Dolorosa called the way of suffering
Like a lamb came the Messiah, Christ the King,
But He chose to walk that road out of
His love for you and me.
Down the Via Dolorosa, all the way to Calvary.

Por la Via Dolorosa, triste dia en Jerusalem
Los saldados le abrian paso a Jesus
Mas la gente se acercaba
Para ver al que llevaba aquella cruz

Por la Via Dolorosa, que es la via del dolor
Como oveja vino Cristo, Rey, Senor
Y fue El quien quiso ir por su amor por ti y por mi
Por la Via Dolorosa al Calvario y a morir

The blood that would cleanse the souls of all men
Made its way through the heart of Jerusalem.

Down the Via Dolorosa called the way of suffering
Like a lamb came the Messiah, Christ the King
But He chose to walk that road out of His love for you and me
Down the Via Dolorosa, all the way to Calvary.

Rabu, 20 April 2011

BELAJAR DARI PUNOKAWAN


Masa kecilku identik dengan “kehidupan malam”, ya…kehidupan malam didampingi bapakku. Acara televisi waktu itu belum terlalu banyak seperti sekarang, TVRI masih menjadi tontonan utama dan begitu indah dengan segala keterbatasannya. Saat kakak-kakakku tertidur, aku justru duduk di ruang tengah dengan bapak. Kalau tidak wayang orang, music keroncong ya kethoprak…itulah menu “kehidupan malam” yang aku maksud. Dari melihat wayang orang, aku jadi tertarik dengan dunia tari, masa kecilku pun diisi dengan les tari di sanggar Arena, aku dengan kakak perempuanku cukup pede, menari tarian jawa, meski body kami all size. Aku bahkan pernah begitu bangga karena pernah tampil menari jaipong pada perayaan Natal di lingkunganku dan mendapat standing applaus dari orang-orang…..it’s amazing….tidak terlupakan.
Dengan music keroncongpun aku begitu akrab, aku tidak melibatkan diri menjadi penyanyi kerocong, ataupun pemegang alat musicnya, tapi aku pernah tertarik memetik bas bethot ( alat musik berbentuk gitar yang besar sekali, dan hanya berbunyi bas.
Dan yang terakhir adalah “kethoprak” . Bukan makanan urap orang betawi, tapi tontonan tradisional orang jawa yang syarat dengan makna. Apapun lakonnya, yang aku tunggu adalah para “punokawan” yang selalu lucu tapi penuh pesan moral.
Bapakku juga menambahkan penjelasan tentang tokoh-tokoh punokawan. Awalnya aku hanya bertanya siapa-siapa namanya, kemudian mengapa mereka berpenampilan seperti itu, dan mengapa mereka selalu menjadi “mbat-mbat’an” atau….ugh…apa ya bahasa Indonesianya…mereka selalu menjadi korban cemoohan, karena diceritakan mereka hanyalah abdi seorang kesatria.

Aku semakin menyukai tokoh punokawan setelah tahu banyak cerita dibalik penampilan mereka.

Semar….(bapak sering aku ledek sebagai semar, karena perutnya yang buncit)….Pentolan punokawan ini, memakai kuncung berwarna putih, dengan perut buncit dan bokong menojol ke belakang, setiap kali berjalan tangan satu tersembunyi di atas bokongnya, dan yang kanan menunjuk ke atas, dan dia berjalan paling depan.
Makna dari Semar adalah, kuncung putih berarti pikiran yang jernih, tangan kanannya selalu menunjukkan arah yang benar untuk pengikutnya.

Gareng mempunyai ciri yang menonjol yaitu bermata juling, bertangan cekot/bengkok dan berkaki pincang. Ke tiga cacat fisik tersebut menyimbolkan rasa. Mata juling, adalah rasa kewaspadaan, tangan cekot adalah rasa ketelitian dan kaki pincang adalah rasa kehati-hatian.

Petruk adalah simbol dari kehendak, keinginan, karsa yang digambarkan dalam kedua tangannya. Jika digerakkan, kedua tangan tersebut bagaikan kedua orang yang bekerjasama dengan baik. Tangan depan menunjuk, memilih apa yang dikehendaki, tangan belakang menggenggam erat-erat apa yang telah dipilih.

Bagong dengan dua tangan yang kelima jarinya terbuka lebar, artinya selalu bersedia bekerja keras.

Belajar dari semua itu, alangkah lengkapnya seseorang bila melakukan hidupnya berdasar tokoh punokawan, tapi maafkan aku pak….aku belum sanggup meneladan mereka…mereka terlalu sempurna. Tapi aku akan terus belajar menjadi seperti maknanya.

ninomiya kinjiro


Ninomiya Kinjiro memiliki nama asli ninomiya Sontoku, ayahnya meninggal saat dia berusia 14 tahun dan ibunya meninggal dua tahun kemudian. Kinjiro tinggal dengan pamannya, dia adalah anak desa yang miskin, tetapi suka dengan belajar dan bekerja keras.bahkan dia akhirnya sempat menjadi samurai, sebuah jabatan yang sangat terhormat di jepang. Karena terlalu miskin, Pamannya memaksanya untuk terus bekerja mencari kayu bakar sepanjang hari, tapi kinjiro tidak patah semangat, dia tetap belajar dengan membaca buku-buku sabil bekerja, karena tidak ada penerangan, Kinjiro memasukkan kunang-kunang dalam sebuah botol untuk menjadi lampu belajarnya. Kerja keras telah diterimanya bukan sebagai beban, melainkan dinikmati sebagai pengabdian, dia menjadi inspirasi untuk ketekunan, hemat, jujur dan semangat yang kuat. Jepang mewujudkan kinjiro dalam sebuah patung berupa seorang anak yang sedang membaca buku dengan membawa beban kayu bakar dipunggungnya, pakaiannya yang compang camping mengingatkan tentang kesederhanaan, betapa miskinnya keadaan Kinjiro saat itu, tapi dia begitu kaya dengan semangat dan segala inspirasi baik. Patung Kinjiro didirikan disetiap sekolah di Jepang.

Selasa, 19 April 2011

Baby


What is the greatest gift for women in this world?
I think....is baby....
because, nobody can created. It is about precious thing for women. it is about their blood, their soul and their everything.
Simple things but very amazing. The greatest gift every women want.

Menyesalkah anda memiliki anak? ah...tentu pertanyaan ini tidak pantas saya tanyakan pada anda. Saya tahu pasti anda sangat mencintai si kecil. Tapi makin banyak kekerasan pada anak yang dilakukan oleh orang tuanya sendiri....(yang membuat pertanyaan diatas muncul dibenak saya....)
"jangan punya anak kalau tak bisa merawat dan mendidiknya!" kata-kata itu sering juga saya dengar. Terlalu menghakimi sebenarnya, tapi saya pikir ada benarnya juga. Anak-anak bukanlah sekedar penerus garis keturunan. Ia wajib diasuh dan mendapat asih dari kita, orang tuanya. Bukan hanya memberi makan dan minum, ia juga berhak atas kata manis dan pelukan hangat. Dan ketika kita tak punya cinta untuk mereka, lantas apa yang akan kita berikan?
Membaca berita tentang seorang anak yang didorong hingga terlindas kereta api, dibekap hingga kehabisan napas, dimutilasi kemudian dibenamkan ke WC, dipukul dan dihukum diluar batas kewajaran hanya karena si anak rewel dan menangis......betapa batas kesabaran orang tua sudah begitu kabur...
Tidak bisa dipungkiri, dengan kesibukan yang padat, setibanya dirumah kita ingin bisa mengaso dengan tenang, tidak diganggu suara tangis atau keributan si kecil, tak diserbu dengan pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya tak perlu dijawab karena mereka sudah mengerti, tidak ingin mendengar celotehannya yang tidak jelas, tidak ingin menjawab ketika sikecil menanyakan warna puzzle nya.....tapi tegakah kita membentaknya dan bilang "udah ah, mama capek nih, pusing nih....mau istirahat, " atau" uuugh...kamu mengganggu sekali sih"....dan menghentikan kesempatannya untuk bertambah pintar dan mendapat kasih sayang? bila kelak ia memusihi kita (ehm...ini jangan sampai terjadi !!!), maka penyesalan tidak lagi ada artinya.

Women....are you really want a baby?

Minggu, 17 April 2011

Hermeneutics and Pastoral Mission


CULTURE TASK
Lecture : P. Gregor Neonbasu SVD, PhD

summary by : Rosa Sabina A.R

Hermeneutics and Pastoral Mission

First thing that figured on my mind when I took a flare reading the script written by Father Gregor Neonbasu SVD in title “Hermeneutics and Our Mission” is how significant the oral tradition is for us, people who are living in the global and modern era like now.
In another thing, I prefer to say that script as a good advice and knowledge on the important meaning of the oral tradition.
What are the significances of that script?
Here I would like to underline the main points of that writing, that I combine in my own words and directly adopt some important phrases and/or passages of the writing.
The script is a case study in the Timorese environment with the intention of establishing a new paradigm for empowering current works within the context of social, cultural and political discourses of the ordinary people of Timor, from both the east and west of the island.
For empowering the conclusion, the writer took some samples of tales, three tales that still stay alive in its societies. First is a tale about an old kingdom in the south, the kingdom that later on known as Wehali and Wewiku. The second is a tale that is stay alive in people living around area of Mutis, west Timor. It talks about Sobe Neno and Lafu Neno. The last tale is from Biboki, telling about Tae Neno and Malafu Neno, ancestors of time.
According to the writer, the three stories portray the relationship between human beings and the universe, and that a good relationship can create a prosperous community life for the current generation.
At the second part of that script, the writer underlined the Biboki style of traditional dispute resolution. It concerned to a traditional disputes discussion, also to proof that how local people try to preserve community life in the event of disputed among villagers.
The third part talked about role of oral history and traditions. It was concluded, after having the simultaneous studies of oral traditions in several regions of the island of Timor. There are ten tentative functions of oral tradition in several regions of the island of Timor, as bellow.
1) Oral tradition recounts events in the past in a multi-dimensional way.
2) Oral tradition affirms the ethnicity or the identity of an ethnic group.
3) Oral tradition can define the various relationships and communications between different ethnic groups.
4) Oral tradition becomes a way of exploring in great-detail of the social roles of ethnic groups.
5) Oral tradition provides information about the definition of human beings.
6) Oral tradition tries to explain relationship between ethnic groups, the moral universe, the ancestors and even the Supreme Being.
7) Oral tradition explains the ecological system and placing people at the centre of it, accounts for the close relationship between people and the natural environment
8) Oral tradition can serve as a bridge linking people’s ideas and beliefs with all aspects of their life
9) Oral tradition can be seen as a way of teaching the philosophy of the people, offering a means and a path to trace the ideas and concepts of the ordinary people
10) Oral tradition can be a getaway to understanding the religiosity of a group of people and in particular their faith in their ancestors links t the Supreme being (or the Holy), which holds a very central place in the joint life of the community.

These ten tentative categories indicate that oral traditions form the identity of both a person and a society. More than that, oral traditions portray three related issues: human beings, society and the environmental system.
To enhance my point of view concerning the significance of oral tradition, I remark some main point in passage two and three of page 416. It said that, the Timorese have ways of expressing their way of thinking, together with their view of themselves, their compatriots, the natural environment, the world of objects and the Supreme Being. These all can be learned at their expressions, popular songs, riddles, word games, popular stories, myths, legends, common greetings, spontaneous exclamations (whether joyful, sad or surprised), classic complaints, expressions of grief, happiness and disappointment, and all sorts of archaic forms. These all express the patterns and systems of daily social life.
Clearly, oral tradition (and language as a whole) is very strongly linked to culture and worldwide.

Jumat, 15 April 2011

Talk about my best friend

Life away from life, Friendship knows no bounds.
Feelings and emotions go hand in hand when the friends are there for you.
You can smile and shout and you can scream, you will always find that comfort in the making of those special moments which make you tempt for the friendship you cherish the most.



my best friend is one of my schoolmates. Her name is Marlin. If I were to describe how she looks, I would say she is very natural.. She has long hair. She is not very tall but not short either and she is quite slim. She doesn't like to make up her face so I usually see her without make up in her face. She always looks simple.Her way of living was simple.
It seems like she and I are always talking or laughing about something. She has a very nice personality . Not like me, I have a lot of sense of humor and also get a little depressed from time to time. She always teach me to be honest and give me some advice.
We are interested in many of the same hobbies. We both enjoy music, discuss and talk about our family, especially about our husband and our kids. We like going to the market together . Sometimes we just walk around, trying to find a new area of the city to explore. We both like traveling, reading, and swimming. Whatever we're doing, it's always fun to be with her.
I know I can rely on her. Even when our lives get busy we still make time to see each other. I can't imagine going to campus and not having her there. Since I am better in education subject and she is better in structure and all English skill, we can always help each other if we get confused about a difficult homework assignment or anything task. We are lucky that we complement each other so well and that we get along so well. I hope that our friendship will continue and be just as strong after we graduate from university.
Someday, we hope to teaching together in the same school, and we hope someday we have our school own. I hope so….



Back sound of Song “YOU’VE GOT A FRIEND”

When you’re down and trouble
And you need some loving care
And nothing, nothing is going right
Close your eyes and think of me
And soon I will be there
To brighten up even your darkest night

You just call out my name
And you know where ever I am
I’ll come running to see you again
Winter, spring, summer or fall
All you have to do is call
And I’ll be there…you’ve got a friend

If the sky above you
Grows dark and full of clouds
And that old north wind begins to blow
Keep your head together
And call my name out loud
Soon you’ll hear me knocking at your door

You just call out my name
And you know where ever I am
I’ll come running to see you again
Winter, spring, summer or fall
All you have to do is call
And I’ll be there…you’ve got a friend

Ain’t it good to know that you’ve got a friend
When people can be so cold
They’ll hurt you, and desert you
And take your soul if you let them
Oh but don’t you let them

BIMBINGAN DAN KONSELING




PENGANTAR

Suatu pekerjaan disebut profesi apabila pekerjaan itu memenuhi sejumlah ciri atau persyaratan, baik dilihat dari fungsi dan maknanya, penampilan kegiatannya terhadap sasaran layanan dasar-dasar keilmuan yang dimilikinya, kompetensi para pekerjaannya, penyiapan para calon pekerjaannya untuk mampu menyelenggarakan pekerjaan itu, kode etiknya, serta sikap para pekerja terhadap pengembangan pekerjaan itu.
Eksistensi konseling sebagai profesi muncul sebagai akibat interaksi timbal balik antara kinerja tenaga profesional dengan kepercayaan public (public turst). Masyarakat percaya bahwa pelayanan yang diperlukannya itu hanya dapat diperoleh dari orang yang dipersiapkan sebagai seorang yang berkompeten untuk memberikan pelayanan yang dimaksudkan. Public turst akan mempengaruhi konsep profesi.
Bila tujuan pendidikan pada akhirnya adalah pembentukan manusia yang utuh, maka proses pendidikan harus dapat membantu siswa mencapai kematangan emosional dan sosial, sebagai individu dan anggota masyarakat, selain mengembangkan kemampuan inteleknya. Bimbingan dan konseling menangani masalah-masalah atau hal-hal di luar bidang garapan pengajaran, tetapi secara tidak langsung menunjang tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah itu. Kegiatan ini dilakukan melalui layanan secara khusus terhadap semua siswa agar dapat mengembangkan dan memanfaatkan kemampuannya secara maksimal.
Kehadiran konselor di sekolah dapat meringangkan tugas guru. Konselor dapat membantu guru, dalam hal mengembangkan dan memperluas pandangan guru tentang masalah efektif yang mempunyai kaitan erat dengan profesinya sebagai guru; Mengembangkan wawasan guru bahwa keadaan emosionalnya akan mempengaruhi proses belajar mengajar; Mengembangkan sikap yang lebih positif agar proses belajar siswa lebih efektif; Mengatasi masalah-masalah yang ditemui guru dalam melaksanakan tugasnya.
Dalam penugasan ini akan diuraikan mengenai : Pengertian / konsep Bimbingan dan Konseling; Tujuan Pelayanan Bimbingan dan Konseling; Fungsi Bimbingan dan Konseling; Landasan Pelayanan Bimbingan dan Konseling; Asas Bimbingan dan Konseling; Kode Etik Bimbingan dan Konseling; dan Peranan Bimingan dan Konseling dalam Pembelajaran.

PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BIMBINGAN adalah Proses pemberian bantuan (process of helping) kepada individu agar mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan ( agama dan budaya) sehingga men-capai kehidupan yang bermakna (berbahagia, baik secara personal maupun sosial)”

KONSELING adalah Bantuan penyelesaian masalah oleh konselor kepada konseli (klien) sehingga teratasinya suatu masalah.

BIMBINGAN DAN KONSELING,adalah “Proses interaksi antara konselor dengan klien/konseli baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui media : internet, atau telepon) dalam rangka mem-bantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya”.


TUJUAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING


Tujuan pelayanan bimbingan ialah agar konseli dapat:

1. merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan-nya di masa yang akan datang;
2. mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin;
3. menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya;
4. mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
5. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan untuk:
6. mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas perkem-bangannya,
7. mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya,
8. mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut,
9. memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri
10. menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat,
11. menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya; dan
12. mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara optimal.

Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar (akademik), dan karir.

1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial konseli adalah:

• Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
• Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
• Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta dan mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
• Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
• Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
• Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat
• Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.
• Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.
• Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama manusia.
• Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
• Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

2. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah :

• Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.
• Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
• Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
• Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca buku, mengggunakan kamus, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.
• Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
• Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.


3. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalah

• Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.
• Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi karir.
• Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama.
• Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan.
• Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
• Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
• Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila seorang konseli bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir keguruan tersebut.
• Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki. Oleh karena itu, maka setiap orang perlu memahami kemampuan dan minatnya, dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan apakah dia berminat terhadap pekerjaan tersebut.
• Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.


FUNGSI BIMBINGAN KONSELING

1. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.

2. Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya : bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free sex).

3. Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.

4. Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.

5. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.

6. Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.

7. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

8. Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.

9. Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.

10. Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli


LANDASAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
berbagai hal yang menjadi landasan pelayanan bimbingan dan konseling. Landasan tersebut meliputi landasan filosofis, religius, psikologis, sosial budaya, pedagogis.
1. Landasan Filosofis: Landasan filosofis memberikan pemikiran-pemikiran tentang hakikat dan tujuan hidup manusia dipandang dari perspektif filsafat untuk menemukan hakikat manusia secara utuh mengingat bimbingan konseling akan selalu berkaitan dengan manusia sebagai objeknya.
2. Landasan Historis: Landasan histories menjelaskan alur/ sejarah kemunculan bimbingan konseling pertama kali, yang menjadi titik awal lahirnya Bimbingan konseling untuk dijadikan refleksi bagi bimbingan dan konseling kedepan dalam rangka menghasilkan pelayanan yang lebih baik lagi.
3. Landasan Religius: Landasan religius menggambarkan sisi-sisi agama yang perlu dikorek, diaplikasikan kedalam pelayanan bimbingan dan konseling karena bimbingan dan konseling tidak akan lepas dari manusia sebagai objeknya dan realitas bahwa manusia merupakan makhluk religius.
4. Landasan Psikologis: Landasan psikologis menggambarkan sisi-sisi psikis individu, sisi psikis tersebut berkenaan dengan motif, motivasi, pembawaan dan lingkungan, perkembangan individu, belajar, balikan dan penguatan dari kepribadian. Mengingat klien memiliki psikis yang berbeda maka konselor harus memahami tentang landasan psikologis
5. Landasan Sosial Budaya: Landasan social budaya menunjukkan pentingnya gambaran aspek-aspek social budaya yang mewarnai kehidupan seseorang. Aspek social budaya inilah yang membentuk individu selain factor pembawaan, tepatlah jika landasan ini menjadi bahan pertimbangan dalam memberikan pelayanan bimbingan konseling.
6. Landasan Ilmiah dan Teknologi: Landasan ilmiah dan teknologi membicarakan tentang sifat-sifat keilmuan bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling sebagai ilmu yang multireferensial menerima sumbangan dari ilmu-ilmu lain dan teknologi, penelitian dalam bimbingan dan konseling memberikan masukan penting bagi pengembangan keilmuan Bimbingan konseling.
7. Landasan Pedagogis: Landasan pedagogis mengemukakan bahwa bimbingan merupakan salah satu bagian dari pendidikan yang amat penting dalam upaya untuk memberikan bantuan (pemecahan-pemecahan masalah) motivasi agar peserta didik dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.


ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING
Keterlaksanaan dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh diwujudkannya asas-asas berikut.
1. Asas Kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakanya segenap data dan keterangan tentang konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin.
2. Asas kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan konseli (konseli) mengikuti/menjalani pelayanan/kegiatan yang diperlu-kan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut.
3. Asas keterbukaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan bersifat terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan konseli (konseli). Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri konseli yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan. Agar konseli dapat terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.
4. Asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan pelayanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru pembimbing perlu mendorong konseli untuk aktif dalam setiap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukan baginya.
5. Asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yakni: konseli (konseli) sebagai sasaran pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi konseli-konseli yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap pelayanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian konseli.
6. Asas Kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar objek sasaran pelayanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan konseli (konseli) dalam kondisinya sekarang. Pelayanan yang berkenaan dengan “masa depan atau kondisi masa lampau pun” dilihat dampak dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang diperbuat sekarang.
7. Asas Kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi pelayanan terhadap sasaran pelayanan (konseli) yang sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
8. Asas Keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk ini kerja sama antara guru pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
9. Asas Keharmonisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar segenap pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku. Bukanlah pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat dipertanggungjawabkan apabila isi dan pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai dan norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh, pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling justru harus dapat meningkatkan kemampuan konseli (konseli) memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai dan norma tersebut.
10. Asas Keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Keprofesionalan guru pembimbing harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis pelayanan dan kegiatan dan konseling maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
11. Asas Alih Tangan Kasus, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan konseli (konseli) mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain ; dan demikian pula guru pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada guru mata pelajaran/praktik dan lain-lain.
12. Asas Tutwuri Handayani
setelah konseli mendapatkan layanan, hendaknya konseli merasakan bahwa layanan tersebut tidak hanya pada saat konseli mengemukakan persoalannya diluar layanan pun hendaknya makna bimbingan dan konseling tetap dirasakan, dan terciptalah hubungan yang harmonis antara konselor dan konseli. konseli hendaknya merasa terbantu dan merasa aman atas pemberian layanan.


KODE ETIK BIMBINGAN DAN KONSELING
Untuk menyatakan pandangan tentang kode etik jabatan, berikut ini dikemukakan suatu rumusan dari Winkel (1992):
“Kode etik jabatan ialah pola ketentuan/aturan/tata cara yang menjadi pedoman dalam menjalankan tugas dan aktivitas suatu profesi.”
Sehubungan dengan itu, Bimo Walgito (1980) mengemukakan berapa butir rumusan kode etik bimbingan dan konseling sebagai berikut :
• Pembimbing atau pejabat lain yang memegang jabatan dalam bidang bimbingan dan penyuluhan harus memegang teguh Prinsif-prinsif bimbingan dan konseling
• Pembimbing harus berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya, dengan membatasi diri pada keahliannya atau wewenangnya. Karena itu, pembimbing jangan sampai mencampuri wewenang serta tanggun jawab yang bukan wewenang serta tanggung jawabnya.
Seorang pembimbing harus :
• Dapat memegang atau menyimpan rahasia klien dengan sebaik-baiknya.
• Menunjukkan sikap hormat kepada klien.
• Menunjukkan penghargaan yang sama kepada bermacam-macam klien.
• Meminta bantuan ahli dalam bidang lain di luar kemampuan atau diluar keahliannya ataupun di luar keahlian stafnya yang diperlukan dalam melaksanakan bimbingan dan konseling.
• Pembimbing harus selalu menyadari akan tanggung jawabnya yang berat yang memerlukan pengabdian penuh.
Perkembangan kemampuan siswa secara optimal untuk berkreasi, mandiri, bertanggung jawab dan memecahkan masalah merupakan tanggung jawab yang besar dari kegiatan pendidikan. Oleh karena itu, pemahaman potensi pribadi sangat penting untuk perkembangan siswa sebagai manusia yang utuh. Di samping itu, dalam perkembangannya, siswa sering kali menghadapi masalah yang tidak nampu dipecahkan sendiri, sehingga mengganggu keberhasilan belajarnya. Untuk membantu proses perkembangan pribadi dan mengatas masalah yang dihadapi sering kali siswa memerlukan bantuan profesional. Sekolah harus dapat menyediakan layanan profesional yang dimaksud berupa layanan bimbingan dan konseling, karena sekolah merupakan lingkungan akan yang terpenting sesudah keluarga. layanan ini dalam batas tertentu dapat dilakukan guru. tetapi jika masalahnya berat diperlukan petugas khusus konselor untuk mengatasinya.
Menurut jenis permasalahannya guru atau konselor dapat memberikan bantuan dalam bentuk: (a) bimbingan belajar, (b) bimbingan sosial, dan (c) bimbingan dalam mengatasi masalah pribadi. Semua bimbingan ini didasarkan atas prinsip, asas, orientasi, dan etika profesional.

PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBELAJARAN
Dalam proses pembelajaran siswa setiap guru mempunyai keinginan agar semua siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan. Harapan tersebut seringkali kandas dan tidak bisa terwujud, karena banyak siswa tidak seperti yang diharapkan. Maka sering mengalami berbagai macam kesulitan dalam belajar. Sebagai petanda bahwa siswa mengalami kesulitan dalam belajar dapat diketahui dari berbagai jenis gejalanya seperti dikemukakan Abu Ahmadi (1977) sebagai berikut :
1. Hasil belajarnya rendah, dibawah rata-rata kelas
2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukannya.
3. Menunjukkan sikap yang kurang wajar, suka menentang, dusta, tidak mau menyelesaikan tugas-tugas dan sebagainya.
4. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan seperti suka membolos, suka mengganggu dan sebagainya.
Dalam kondisi sebagaimana dikemukakan diatas, maka bimbingan dan konseling dapat memberikan layanan dalam (1) bimbingan belajar, (2) bimbingan sosial, (3) bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi.
Bimbingan belajar
Bimbingan ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan kegiatan belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah. Bimbingan ini antara lain meliputi:
1. Cara belajar, baik secara kelompok ataupun individual
2. Cara bagaimana merencanakan waktu dan kegiatan belajar
3. Efisiensi dalam menggunakan buku-buku pelajaran
4. Cara mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu
5. Cara, proses dan prosedur tentang mengikuti pelajaran
Di samping itu Winkel (1978) mengatakan bahwa layanan bimbingan dan konseling mempunyai peranan penting untuk membantu siswa, antara lain dalam hal:
1. Mengenal diri sendiri dan mengerti kemungkinan-kemungkinan yang terbuka lagi mereka, baik sekarang maupun yang akan datang
2. Mengatasi masalah pribadi yang mengganggu belajarnya. Misalnya masalah hubungan muda-mudi, masalah ekonomi, masalah hubungan dengan orang tua/keluarga dan sebagainya.
Bimbingan sosial
Dalam proses belajar dikelas siswa juga harus mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan kelompok. Bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan masalah sosial, sehingga terciptalah suasana belajar mengajar yang kondusif. Menurut Abu Ahmadi (1977) bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk :
1. Memperoleh kelompok belajar dan bermain yang sesuai
2. Membantu memperoleh persahabatan yang sesuai
3. Membantu mendapatkan kelompok sosial untuk memecahkan masalah tertentu
Bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi
Bimbingan dimaksudkan untuk membantu siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadinya, yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya. Siswa yang mempunyai masalah dan belum dapat diatasi/ dipecahkannya, akan cenderung mengganggu konsentrasinya dalam belajar, akibatnya prestasi belajar yang dicapai rendah. Dalam kurikulum SMA tahun 1975 buku III C tentang pedoman bimbingan dan penyuluhan. Menurut Ibu St. Raf’ah ada beberapa masalah pribadi yang memerlukan bantuan konseling yaitu masalah akibat konflik antara lain :
1. Perkembangan intelektual dengan emosionalnya
2. Bakat dengan aspirasi lingkungannya
3. Kehendak siswa dengan orang tua atau lingkungannya
4. Kepentingan siswa dengan orang tua atau lingkungannya
5. Situasi sekolah dengan situasi lingkungan
6. Bakat pendidikan yang kurang bermutu dengan kelemahan/keengganan mengambil pilihan.
Masalah-masalah pribadi ini juga sering ditimbulkan oleh hubungan muda-mudi. Selanjutnya juga dikemukakan oleh Downing (1968) bahwa layanan bimbingan di sekolah sangat bermanfaat, terutama membantu :
1. Menciptakan suasana hubungan sosial yang menyenangkan
2. Menstimulasi siswa agar mereka meningkatkan partisipasinya dalam kegiatan belajar mengajar
3. Siswa agar dapat menciptakan atau mewujudkan pengalaman belajarnya itu penuh arti
4. Meningkatkan motivasi belajar siswa
5. Menciptakan dan menstimulasi tumbuhnya minat belajar.

Selasa, 05 April 2011

Searching for real health


Hidup dalam kemonotonan, tanpa refresh, under preassure, running for deadline….busy ! dan endingnya adalah…colaps !!!
Bangun tidur, buka jendela, memandang dunia..yang kebetulan hijau, telingaku dimanjakan kicau burung yang 4 tahun terakhir menemani pagiku,….kadang aku sadar harus bersyukur dengan kesederhanaan itu, karena kakak-kakakku yang jauh di seberang lautan, harus membeli dengan mahal kicau burung dan pemandangan hijau itu, sementara aku, setiap saat dapat menikmatinya…gratis.
Mestinya….buka jendela, hijau yang memanjakan mata, kicau burung memanjakan telinga, tanda salib melenakan jiwa, sedikit bergerak menyulut semangat….. tapi tidak untuk beberapa hari terakhir. Bangun tidur….pinggangku pegal, mataku pedes, tangan kesemutan, kaki kram, perut sembelit, kepala nyut-nyut, mulut terus menguap…secangkir nescafe dan selembar roti tawar tidak membangkitkan semangat. Sepertinya cafĂ©’in sudah tidak mempan untuk memacu jantungku…aku lelah ! aku mencoba mencari tahu kenapa….yach…mungkin saja bodiku memang ingin refresh…
Tapi..aku segera tersadar bahwa “I am a mom”…..
Yang tugasnya adalah lebih bersemangat daripada anggota keluarga lain, bergerak lebih cepat, memanage segalanya lebih sempurna setiap harinya, mengatur segala yang tertinggal, merehab segala yang kemarin tidak sesuai schedule….It’s a mom task….!!!
Bangun tidur, 5 menit cofee pagi, Mandi, bereskan dapur, siapkan makan pagi, bereskan rumah, memberi perhatian pagi untuk anak-anak, memandikan, makan pagi bersama, urus cucian dan setrikaan, bersiap kuliah dan kerja…..yach…everyday…..
Tapi hari ini aku colaps….
Mengunjungi dokter…tapi pengobatan yang tidak menyelesaikan masalah (baca: tidak membereskan sumber awal penyebab colaps). Berujung hanya sekedar “menekan alarm tubuh” dari urusan kolesterol, hypotensi, vertigo, hingga masuk angin biasa.
Dokter tidak memberiku pemahaman kenapa bodyku bermasalah.aku semakin tidak mampu memahami bahasa-bahasa tubuh yang sedang protes. Sebenarnya dokter sudah membuktikan bahwa ia patuh pada rule of the game…tapi tapaknya mempertahankan tensi darah untuk selalu harus dibatas “noral” sudah seperti memperlakukan tubuh manusia seperti kulkas. Kulkas memiliki stabilizer agar voltase yang naik turun ditengah pusingnya PLN mengatur pemadaman listrik tidak membuat ompresor jebol. Namun kita sering lupa kalau body kita diciptakan tuhan tanda dilengkapi stabilizer!
Andai kita bukan organisme yang hidup, pasti Tuhan sudah melengkapi kita dengan stabilizer paling caggih. Ketika kita sedang stress, gundah dengan masalah anak atau bahkan sedang menang lotre- tentu tensi akan diluar batas normal…entah hypertensi atau hypotensi.karena yang saya tahu, otak dan jaringan tubuh membutuhkan oksigen (aliran darah) lebih banyak.
Sangat mudah orang di vonis menderita penyakit tertentu hanya dengan satu kali pengecekkan, padahal…begitu saya menikmati lulur di SPA, windows shoping dengan kakak dan iparku, meniru seksinya Mariah Carey dalam alunan music slow, jalan dikebun teh, bermain air di sungai,menikmati se cup saja ice cream,menikmati kopi dan jadah tempe atau jegang di angkringan..….tanpa diminta tentu tensiku akan stabil….bil….
Tadi malam, tanpa sengaja, aku melihat acara Dr.Oz show di Timor Tv. Acara yang dikemas mirip sekali dengan Oprah Wifrey show, tapi lebih mengkhususkan pada healthy….
Seorang perempuan gemuk, kecanduan gula, hidupnya terpuruk karena obesitas dan stress….
Dr Oz memberinya trial selama 28 hari tanpa gula, and always being happy mom…..
Dan surprise….dalam 28 hari dengan niatnya…dia yang biasanya menyamtap 85 sendok gula, berkurang menjadi 8 sendok the saja, lingkar pinggangnya berkurang 8 cm dan berat badannya turun 8 kg….suatu kebetulan kalau ada angka 8 semua..tap lebih dari itu, dia mengatakan bahwa hidupnya lebih happy 88x lebih happy dari sebelumnya….
Wow….perlukah aku mencoba? Minimal agar aku tidak colaps….
Ketika lidah lebih berkuasa daripada akal sehat, menjadi anak emas lebih dari puluhan tahun, maka si anak tiri (baca: bagian tubuh lainnya) akan menuntut balas.
Ketika zat adiktif (yang dikeluarkan otak ketika kita begitu tergantung dan lekat terhadap sesuatu) lebih mendikte dan kian dominan, maka kita tidak lagi menjadi diri sendiri…..
Yah …aku akan mencoba…setidaknya mensyukuri setiap hal kecil, mencatat ratusan kebahagiaan dalam 24 jam sehari….dan menolak yang menjadi keinginan kuat diri sendiri yang mempengaruhi kesehatanku…aku tidak berjanji…tapi aku mengusahakannya.
Semoga Tuhan memberkati