Sabtu, 14 Agustus 2010

Surat dari ayahku dihari pengucapan syukur

Hari Pengucapan syukur, 20 Oktober 2010

Kepada anak-anakku, juga cucu-cucuku tercinta…

Seratus tahun dari sekarang, tidak menjadi masalah mobil apa yang akan kukendarai, rumah seperti apa yang kutinggali, berapa banyak uang dalam tabunganku ataupun pakaian seperti apa yang kukenakan…

Tetapi seratus tahun dari sekarang, dunia mungkin akan menjadi sedikit lebih baik karena meski sedikit, aku pernah menjadi seorang yang penting bagi kalian…
Semoga kalian akan tetap selalu terjaga dan dapat melihat bahwa tahun-tahun berlalu hanya dalam satu tarikan nafas, dan hidup sungguh tak terduga,
Sampai pada suatu saat nanti kita sekeluarga akan berkumpul dan merayakan kehidupan. Mengenang saat-saat kalian memaksaku merasakan pizza hut dan hoka-hoka bento, sementara aku hanya suka sate ayam dan soto.Mengenang saat-saat kalian menyemangatiku dengan keceriaan ketika aku terpuruk oleh kepergian seorang istimewa yang pernah melahirkan kalian.Masa-masa yang kita nikmati bersama selama bertahun-tahun, dan masing-masing masa itu merupakan waktu yang begitu berharga. Saat kita dekat, dan saat kita berbeda pendapat.

Membalik lembaran kehidupan kepada kehidupan babak baru tidaklah mudah, Sebagian dari diriku meronta ingin kembali kedalam kehidupan bersama kalian, membetulkan yang salah dan mempermanis yang indah. Hidupku yang begitu indah karena keberadaan kalian, akan menjadi kisah yang menakjubkan yang ditulis untukku, tapi kisah hidupku ditulis oleh Sang Penulis kehidupan. Dan aku tak boleh dan bahkan tak bisa menghindarinya.

Telah seribu hari lamanya, Aku tak lagi dapat menjaga kalian, tapi aku begitu bahagia pernah menjaga kalian dari sejak berusia nol hari samapi sekian lama, malaikat pribadi telah membantuku menjaga kalian semua, aku hanya bisa menguatkan kalian dengan doa-doaku, memberkati dengan kasihku dan mendukung dengan hatiku. Ini akan mengawali hariku yang panjang….dan aku akan menikmati setiap detiknya. Beberapa hal memang tak dapat dipahami dengan pikiran, tapi dapat diyakini dalam hati. Kini, meski tak dapat merengkuh kalian dalam pelukan, aku memiliki tempat yang cukup tenang untuk mendengarkan Tuhan berbicara

Dihari pengucapan syukur ini, aku tak bersama kalian, tapi yakinlah bahwa jiwa dan hatiku ada bersama kalian. Aku yakin, suatu saat kalian dapat membuatku bangga pernah menjadi ayah. Kiranya berkatNya selalu menyertai kalian

Yang selalu sayang,
Ayahmu….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar