Penulisan Butir Soal Uraian
Pengertian Tes Uraian/Esai
Yang dimaksud dengan tes uraian dalam tulisan ini adalah butir coal yang mengandung pertanyaan atau togas yang jawaban atau pengerjaansoal tersebutharus dilakukandengan caramengekspresikan pikiran peserta tes. Ciri khas tes uraian ialah jawaban terhadap soal tersebut tidak disediakan oleh orang yang mengkonstruksi butir soal, tetapi hares dipasok oleh peserta tes. Jadi yang terutama membedakan tipe soal objektif dan tipe soal uraian adalah siapa yang menyediakan jawaban atau alternatif jawaban terhadapsoal atau togas yangdiberikan. Butir coal tipe uraian atau dalam bahasa Inggrisnya dinamakan "essay test" hanya terdiri dari pertanyaan atau togas (kadangkadang juga hares disertai dengan beberapa ketentuan dalam menjawab atau mengerjakan soal tersebut), dan jawaban sepenuhnya hares dipasok oleh peserta tes. Peserta tes bebas untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Setup peserta tes dapat memilih, menghubungkan, dan menyampaikan gagasannya dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Dengan pengertian di atas maka segera akan kelihatan bahwa pemberian skor terhadap jawaban soal tidak mungkin dilakukan secara objektif.
Kekuatan tes uraian/esai
Soal tipe uraian mempunyai beberapa kelebihan yang tidak dapat atau sukar diperoleh melalui penggunaan tipe butir coal lain. Kelebihan itu antara lain:
a. Tes uraian dapat digunakan dengan baik untuk mengukur hash belajar yang kompleks. Pada umumnya hash belajar bersifat kompleks. Tetapi sebagian besar dari hash belajar yang kompleks dapat dirinci menjadi beberapa hash belajar yang lebih sederhana.
Rincian basil belajar yang sederhana itu secara terbatas dapat berdiri sendiri, dan secara bersama-sama beberapa basil belajar sederhana itu akan membentuk basil belajar yang kompleks. Pengukuranhasil belajarYang seperti ini ddakmenuntutpenggunaan tes tipe uraian. Misalnya, bila hash belajaryang akan diukurberupa pemahaman dari suatu prinsip yang kompleks. Pemahaman seperti itu selalu dapat diuraikan menjadi bagian-bagian yang sederhana. Tetapi ada pula beberapa hash belajar lain yang sifatnya kompleks dan bila dirinci menjadi basil belajar yang lebih sederhana dapat kehilangan arti globalnya, sebab hubungan antara komponen hasil belajar yang satu dengan yang lain sangat erat, misalnya basil yang bersifat ekspresif atau kreatif. Hasil belajar yang seperti ini sebaiknya atau seharusnya diukur dengan menggunakan tes tipe uraian.
Norman E. Gronlund (1971, hal. 216) mengidentifikasi basil belajar seperti yang tersebut terakhir ini:
1) kemampuan mengaplikasikan prinsip.
2) kemampuan menginterpretasi hubungan.
3) kemampuan mengenal dan menyatakan inferensi.
4) kemampuan mengenal relevansi dari suatu informasi.
5) kemampuan merumuskan dan mengenal hipotesis.
6) kernampuan merumuskan dan mengenal kesimpulan yang
sahib.
7) kemampuanmengidentifikasi asumsi yang mendasarkan suatu kesimpulan.
8) kemampuan mengenal keterbatasan data.
9) kemampuan mengenal dan menyatakan masalah. 10) kemampuan mendesain prosedur eksperimen.
Kebaikan ini adalah yang paling menonjol dalam penggunaan tipe tes uraian. Tidaklah dengan sendirinya tes tipe uraian menghasilkan pengukuran basil belajar yang kompleks. Masih sangat tergantung kepada kemampuan dosen untuk mengkonstruksi butir soal uraian. Bahkan kita tidak jarang menemui adanya butir soal uraian yang menanyakan hal yang sederhana, yang sebenamya jauh lebih efektif bila dites dengan menggunakan butir soal objektif.
b. Tes bentuk uraian terutama menekankan kepada pengukuran kemampuan dan keterampilan mengintegrasikan berbagai buah pikiran dan sumber infonnasi ke dalam suatu pola berpikir tertentu, yang disertai dengan keterampilan pemecahan masalah. Integrasi bush pikiran itu membutuhkan dukungan kemampuan untuk mengekspresikannya. Tanpa dukungan kemampuan mengekspresikan buah pikiran secara teratur dan taatasas, maka kemampuan tidak dapat terlihat dengan baik. Bahkan sebaliknya kemampuan itu akan kelihaian dengan jelas dari susunan kalimat, dan kemampuan menyusun paragraf yang baik.
c. Bentuk tes uraian lebih meningkatkan motivasi peserta tes untuk belajar dibandingkan bentuk tes yang lain. Sesuai dengan sifatnya yang menuntut kemampuan mahasiswa amok mengekspresikan jawaban dalam kata-kata sendiri, maka bentuk tes uraian menuntut penguasaan bahan secara penuh. Penguasaan bahan yang tanggung dapat dideteksi dengan mullah. Karma itu amok menjawab tes uraian dengan baik peserta tes akan benisaha menguasai bahan yang diperkirakannya akan diujikandalam tes secaratuntas. Karena keseluruhan bahan sangat luas dan tidak mungkin dapat dikuasai dengan baik selunihnya, makabiasanya peserta tes terpaksa menebak bagian bahan yang diperkirakan akan keluar dalam soal ujian.
d. Kelebihan lain tes uraian ialah memudahkan down amok menyusun butirsoal. Kemudahan ini terutama disebabkan oleh dua hal, pertama, jumlah butir coal tidak perlu banyak, dan kedua, down tidak selalu harus memasok jawaban atau kemungkinan jawaban yang benar. Kelebihan ini terutama yang acapkali mendorong down amok menggunakan bentuk butir soal ini. Jadi motifnya tidak terlalu sehat. Apa lagi bila kemudahan menyusun budrsoalbentukuraianitudipedakukansecarakurangbertanggung jawab, atau karma desakan pekerjaan rangkap lainnya.
e. Tes uraian sangat menekankan kemampuan menulis. Hal ini merupakan kebaikan, sekaligus kelemahannya. Dalam arti yang positif tes uraian akan sangat mendorong mahasiswa dan down untuk belajar dan mengajar menyatakan pikiran secara tertulis. Dengan demikian diharapkan kemampuan peserta didik dalam menyatakan pikiran secara tertulis akan meningkat. Tetapi dilihat dari segi lain, penekanan yang berlebihan terhadap penggunaan tes uraian yang sangat menekankan kepada kemampuan menyatakan pikiran dalam bentuk tulisan ini dapat menjadikan tes sebagai alat ukur yang tidak adil dan tidak reliabel. Karena tekanan yang berlebihan pads aspek kemampuan menulis itu, akan menjadi penghalang bagi peserta didik yang memang tidak mempunyai kemampuan dalam bidang itu, walaupun si peserta didik tersebut menguasai bahan yang diujikan. Selain itu, tidak semua ilmu dan pengetahuan yang diajarkan di sekolah menuntut adanya kemampuan menyatakan pikiran dalam bentuk tertulis.
Kelemahan tes uraian/esai
Tes uraian juga mengandung kelemahan yang serius. Beberapa kelemahan pokok tersebut adalah:
a. Reliabilitas tes rendah. Artinya skor yang dicapai oleh peserta tes tidak konsisten bila tes yang sama atau tes yang paralel diuji ulang beberapa kali. Robert L. Ebel dan David A. Frisbie (1986, ha1.129) mengidentifikasi adanya tiga penyebab rendahnya reliabilitas tes uraian. Pertama, keterbatasan sampel bahan yang tercakup dalam soal tes. Karena sifat jawaban tes uraian menuntut waktu yang relatif banyak, maka tidak mungkin perangkat tes uraian terdiri dari butir soal yang banyak jumlahnya sehingga mewakili seluruh bahan yang akan diujikan. Hal ini berarti bahwa pokok bahasan yang dapat diambil sebagai bahan tes sangat terbatas. Jadi tidak mungkin mewakili seluruh bahan secara baik dalam liputan bahan tes. Kedua, Batas-Batas tugas yang harus dikerjakan oleh peserta tes sangat longgar, walaupun telah diusahakan untuk menentukan batasan-batasan yang cukup ketat. Keragaman jawabanantarpeserta tes tetap saja akan besar. Keragaman itu tidak hanya terjadi antara peserta tes, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan, waktu, bahkan suasana tes yang ada. Tes yang sama diuji pada pagi hari, di mana pada umumnya saat itu peserta tes masih segar akan menghasilkan skor yang berbeda bila tes itu diujikan sore harinya. Dan ketiga, penyebab rendahnya reliabilitas tes itu adalah subyektivitas penskoran yang dilakukan oleh pemeriksa tes. Berbeda orang yang memeriksa, maka berbeda pula skor yang diperoleh peserta tes. Bahkan orang yang sama memeriksa tes yang sama pads waktu yang berbeda akan menghasilkan skor yang berbeda pula.
b. Untukmenyelesaikan tes uraian dengan baik dosen dan mahasiswa harusmenyediakanwaktucukupbanyak. Waktumahasiswahanislah cukup banyak ketika mengerjakan tes. Sedangkan dosen hams menyediakan waktu yang banyak untuk memeriksa. Bila kedua waktu ini tidak dapat diadakan, maka sebaiknya tes uraian tidak digunakan, karena tes uraian yang tidak diperiksa dengan teliti tidak dapat menjadi slat ukur pendidikan yang efektif.
c. Jawaban peserta tes kadang-kadang disertai dengan bualan. Peserta tes yang kurang menguasai bahan yang diujikan acapkali jugs mencoba menjawab dengan menguraikan hal lain yang tidak berhubungan dengan hal yang ditanyakan atau dengan kata lain peserta tes membual. Jawaban yang tidak befiarga inipun hares dibaca oleh dosen dengan teliti.
d. Kemampuan menyatakan pikiran secara temilis menjadi hal yang paling membedakan prestasi belajar antar mahasiswa. Padahal hanya hasilbelajaryangtertentu sajalahyangharusdikomunikasikan dalam bentuk tertulis. Sebagian besar hasil belajar lain dinyatakan dalam bentuk tingkah lake atau sikap, bukan dalam bentuk pemyataan tertulis.
Penggunaan tes uraian/esai
• Bila jumlah mahasiswa atau peserta ujian terbatas maka soal uraian dapat digunakan karena masih mungkin bagi dosen untuk dapat memeriksa/menskor hasil ujian tersebut secara baik. Bila peserta ujian terlalu banyak, misalnya lebih dari seratus (100) orang, maka akan menyita waktu dosen terlalu banyak, sehingga penggunaan soal uraian menjadi tidak efisien lagi.
• Bila waktu yang dipunyai dosen untuk mempersiapkan soal sangat terbatas, sedangkan is mempunyai waktu yang cukup untuk memeriksa hasil ujian, maka soal uraian dapat digunakan. Secara relatif, waktu yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi butir soal uraian tidak terlalu banyak.
• Bila tujuan instniksional yang ingin dicapai adalah kemampuan mengekspresikan pikiran dalam bentuk tertulis, menguji kemampuan menulis dengan baik, atau kemampuan penggunaan bahasa secara tertib, maka haruslah menggunakan tes uraian.
• Bila dosen ingin memperoleh informasi yang tidak tertulis-secara langsung di dalam soal ujian tetapi dapat disimpulkan dari tulisan peserta tes, seperti sikap, nilai, atau pendapat. Soal uraian dapat digunakan untuk memperoleh informasi tidak langsung tersebut, tetapi hares digunakan dengan sangat hati-hati oleh dosen.
• Bila dosen ingin memperoleh hasil pengalaman belajar mahasiswanya, maka tes tipe uraian merupakan salah sate bentuk yang paling cocok untuk mengukur pengalaman belajar tersebut.
Klasifikasi Tes Uraian/Esai
Tes tipe uraian secara umum dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu tes uraian bebas (extended response) dan tes uraian terbatas (restricted response). Pembedaan kedua jenis tes uraian ini adalah atas dasar besarnya kebebasan yang diberikan kepada peserta tes untuk mengorganisasikan, menulis dan menyatakan pikiran dan gagasannya.
a. Tes uraian bebas (Extended response).
Dalam soal tes uraian bebas hampir-hampir tidak ada pembatasan terhadappesertates dalam memberikan jawabannya. Pesertates memiliki kebebasan yang leas sekali untuk mengorganisasikan dan mengekspresilcanpikirandangagasannyadalammenjawabsoaltersebut. Jadi dengan demikian jawaban mahasiswa bersifat terbuka, fleksibel, dan tidak terstruktur. Contoh butir coal uraian bebas:
Uraikanlah peranan pemuda dalam perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia sejak tahun 1908 sampai dengan tahun 1928. Dalam uraian Anda hendaknya terdapat contoh-contoh organisasi pemuda yang aia pada masa itu beserta para pemimpinnya. Uraian Anda hendaknya tidak melebihi 2 halaman.
Untuk dapat menjawab butir soal ini dengan baik, maka peserta tes haius memiliki kemampuan mengingat faktahistoris sekitarperjuangan kemerdekaan kemudian memilih fakta yang terpenting di antara semua fakta yang akan mendukung argumentasi jawabannya. Setelah itu is harus mengorganisasikan dalam pikirannya fakta dan menyusunnya dalam suatu uraian yang logis dan dengan menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh orang lain. Dengan kata lain dalam menjawab tes uraian bebas, seorang peserta ujian hares mulai dengan pengetahuan yang bersifat faktual, kemudian mengevaluasi fakta yang dimilikinya, mengorganisasikan fakta pilihannya itu ke dalam suatu susunan yang logis, dan akhirnya menyajikannya dalam suatu uraian naratif yang dapatdimengertioranglain. Kalaupunadabatasanhanyalahpanjangnya uraian yang ditentukan oleh pembuat butir soal. Pembatasan seperti itu sangat diperlukan sehingga is dapat memperkirakan waktu yang hares disediakannya untuk memeriksa jawaban pesecta ujian. Peserta ujian sepenuhnya diberi kebebasan untuk menjawab menurut gaga bahasa dan gaya kognitifnya masing-masing. Dengan demikian maka jelaslah keterampilan mengekspresikan pikiran dalam bentuk tertulis akan besar sekali kontribusinya dalam menjawab soal ujian tipe ini. Butir soal jenis ini baik digunakan untuk mengukurhasil belajar pada tingkat aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b. Tes Uraian Terbatas (Restricted Response)
Dalam menjawab tes uraian terbatas, peserta tes lebih dibatasi oleh berbagai rambu-rambu yang ditentukan dalam budr soal. Keterbatasan itu mencakup format, isi, dan ruang lingkup jawaban. Jadi soal tes uraian terbatas ini hares menentukan batas jawaban yang dikehendaki. Batas itu meliputi konteks jawaban yang diinginkan, jumlah befit jawaban yang diharapkan, keluasan uraian jawaban, arch dan leas jawaban yang diminta. Misalnya:
GBHN menentukan bahwa ada delapan jalur pemerataan pembangunan. Sebutkanlah kedelapan jalur pemerataan pembangunan tersebut secara berurutan. Pilihlah salah satu jalur pemerataan yang Anda kuasai, definisikan artinya dan berilah tiga contoh pelaksanaannya dalam bidang ekonomi. Uraian Anda diharapkan tidak lebih dari satu halaman.
Untuk menjawab butir soal ini peserta tes jauh lebih terikat bila dibandingkan dengan contoh terdahulu. Dalam coal tes uraian jenis ini peserta tes tidak dapat memilih dengan bebas penyajiannya. Ia harus mengikuti instruksi butir soal untuk menjawab. Tetapi peserta tes tetap mempunyai kebebasan untuk memberikan jawabannya menurut pola kognitifnya sendiri> dan jugaia mempunyai kebebasanmengekspresikan jawaban dalam gayanya sendiri. Karma bentuk jawaban yang dituntut, butir soal jenis uraian terbatas sebaiknya digunakan untuk mengukur hash belajar tingkat pemahaman, aplikasi, dan analisis.
Tes uraian dapat pula diklasifikasi dalam kategori yang lain seperti yang dilakukan oleh W.S. Monroe dan R.E. Carter (1923) yang membedakan 20 jenis butir soal tes uraian, yaitu butir soal yang:
1) bersifat ingatan yang terpilih.
Misalnya: Sebutkanlah tiga cars mencegah erosi di lahan kritis.
2) bersifat ingatan evaluatif.
Misalnya: Sebutkanlah nama dua tokoh yang paling besar peranannya dalam pembaharuan Islam di Indonesia dalam abad keduapuluh.
3) membandingkan dua hat terbatas:
Misalnya: Bardingkanlah taktik dan strategi perjuangan mencapai kemerdekaan antara Ir. Soekamo dan Drs. Moh. Hatta.
4) membandingkan dua hal secara umum:
Misalnya: Bandingkanlah binatang pemakan tumbuh-tumbuhan dengan binatang buas.
5) mengambil keputusan, baik dalam arti menentang ataumendukung sesuatu.
Misalnya: Apakah sebaiknya hukuman mati diterapkan dalam negara yang berdasarkan Pancasila? Berikan alasan pendapat Anda.
6) menguraikan sebab akibat.
Misalnya: Apakah sebabnya tumbuhtumbuhan yang selalu terlindung dari sinar matahari kelihatan kuius dan kemudian mati?
7) menjelaskanpenggunaanataupengerbiansuatufrasaataupernyataan dalam suatu karangan.
Misalnya: Definisikan arti frasa "makan had" dalam kalimat
berikut ini. "Ibu tea itu selalu makan hati melihat
kelakuan anaknya".
8) meringkas suatu karangan yang telah dibaca.
Misalnya: Uraikanlah secara singkat siklus air (tidak lebih d~ri 100 kata).
9) menganalisis.
Misalnya: Dalam setiap perundingan antara Republik Indonesia dengan Belanda pada masa perjuangan mempertahan kemerkedaan Indonesia, Belanda selalu mengusulkan agar Indonesia berbentuknegara serikat. Alasan-alasan politis apakah yang mendasari usul Belanda tersebut?
10) menyatakan hubungan.
Misalnya: Apakah sebabnya rumah hares mempunyai ventilasi yang cukup?
11) memberi ilustrasi atau contoh.
Misalnya: Berilah dua contoh tindakan manusia yang menyebabkan terganggunya kesaimbangan alam.
12) mengklasiflkasi (biasanya kebalikan dari nomor 11)
Misalnya: Masuk golongan apakah binatang berikut ini? Sapi, kerbau, kambing, kijang, rusa, jerapah. Beri alasan.
13) menerapkan prinsip atau aturan ke dalam suatu situasi bane.
Misalnya: Andaikan ada sebuah balon diisi dengan gas ringan, kemudian dilepaskan dalam sebuah kamar. Balon tersebutmengambang diantaralantai danlangit-langit. Bila kemudian gas dalam baton tersebut dipanaskan
apakah yang akan terjadi?
14) membahas sesuatu:
Misalnya: Bahaslah hubungan antara panjang tangkai suatu pendulum dengan jangka waktu berayunnya.
15) menyatakan maksud atau tujuan:
Misalnya: Tulislah interpretasi Anda secara singkat apa maksud pengarang sajak "Aku" menyatakanbahwa"Aku ingin hidup seribu tahun lagi"?
16) mengeritik secara tepat, teipercaya, dan relevan.
Misalnya: Coba tulis kritik atau pertahankan pendapat yang menyatakan bahwa semua bakteri berbahaya bagi kesehatan manusia.
17) membuat garis besar.
Misalnya: Tulislah secara garis besamya cara amok menghitung hargasatuan suhu dari skala Celsiuske skala Fahrenheit.
18) mengorganisasi ulang (reorganisasi) fakta.
Misalnya: Telusurilah kembali perkembangan bahasa Indonesia dari bahasa Melayu sehingga menjadi bahasa negara dan bahasa pengantar di Nusantara.
19) menimuskanpermasalahanataupertanyaandaribeberapakenyataan atau asumsi yang ditegakkan terlebih dahulu.
Misalnya: Dalam keadaanyangbiasa (normal) tumbuh-tumbuhan yang bare ditanam akan tumbuh dengan pucuk mengarah ke atas dan akar mengarah ke bawah. Dapatkah Anda jelaskan bila keadaan tersebut tidak berlaku? Tuliskan persyaratan yang hares dipenuhi
20) menyatakan metoda atau prosedur baru.
Misalnya: Kenyataan menunjukkan bahwa laju peningkatan penduduk di Indonesia masih berkisar antara 1,5% sampai dengan 2,0% untuk masa 25 tahun mendatang, dan laju pertumbuhan ekonomi kits akan berkisar antara 2% sampai dengan 5%. Rumuskanlah tiga masalah pokok yang akan timbal pada awal abad ke 21 yang akan datang di Indonesia.
Ada beberapa ragam tes uraian terbatas, antara lain ragam tes melengkapi dan ragam tes jawaban singkat.
1) Butir Soal Tipe Jawaban Melengkapi
Yang dimaksud dengan bath coal melengkapi adalah bath soal yangmeminta atau memerintahpeserta untukmelengkapi suatu kalimat dengan sate frasa, sate angka atau sate formula.
a) Kekuatan dan Keterbatasan
Butir soal tipe jawaban melengkapi banyak digunakan dalam tes matematik untuk pendidikan dasar, tenitama pada butirsoal yang hanya membutuhkan operasi sederhana, seperti menjumlah, mengurangi, membagi, dan mengali angka sate atau dua digit tanpa angka pecahan. Tipe bath soal ini juga baik digunakan untuk menguji kemampuan mengingat fakta dan prinsip yang sederhana. Selain itu tipe bath soal ini juga dapat digunakan untuk menguji kemampuan pada tingkatan yang lebih tinggi, seperti pemahaman, aplikasi, bahkan evaluasi, asalkan dikonstruksi secara hati-hati.
Kekuatan utama butir soal tipe melengkapi ini adalah mudah dikonstruksi. Dalam waktu yang relatif singkat dapat dikonstniksi sejumlahbutirsoal. Dengandemikianbutirsoal tipe ini dapatmembantu dosen yang hares mempersiapkan butir soal dalam waktu yang singkat, tanpa mengorbankan mute butir soal. Penggunaan tipe butir soal melengkapi ini akan mampu menguji sebagian besar pokok bahasan dalam waktu yang relatif singkat.
Butir soal tipe jawaban melengkapi ini tentu mempunyai keterbatasan-keterbatasan. Keterbatasan utamanya adalah tidak dapat menguji semua tingkat kemampuan hasil belajar. Karena sifatnya yang membatasi jawaban pada sate kata, frasa, angka atau formula maka tidak mungkin tes seperti itu mampu mengukur kemampuan mengekspresikan pikiran atau memformulasi pendapat secara tepat. Butir soal tape ini terlalu menekankan pada kemampuan mengingat, sehinggahasil tes tidak akan menggambarkankeseluruhankemampuan hasil belajar.
b) Beberapa petunjuk penulisan butir soal tipe jawaban melengkapi
Untuk memperoleh butir soal tipe jawaban melengkapi yang baik,
maka beberapa petunjuk berikut ini diharapkan akan membantu:
(1) Konsultasilah butir soal yang mengukur hasil belajar yang penting saja. Hasil belajar yang remeh (trivial) tidak perlu diujikan. Misalnya:
Lemah Jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai usia enam tahun di kecamatan ini tahun lalu adalah ...
Lebih baik Di Kecamatan ini jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai usia lima tahun dalam dua tahun terakhir adalah... untuk setiap seribu penduduk.
(2) Konstruksilah butir soal yang mengandung permasalahan yang bersifat spesifik. Butir soal itu haruslah menjamin bahwa hanya peserta tes yang menguasai isi pelajaran yang dapat menjawab soal itu dengan baik. Misalnya:
Lemah Daun tembakau mengandung ...
Lebih baik : Bahan yang berbahaya bagi kesehatan yang terdapat dalam dawn tembakau adalah ...
(3) Konstruksilah butir soal yang menghaniskan peserta memberi jawaban yang secara faktual benar. Misalnya:
Lemah Orang merokok akan ...
Lebih baik : Kebiasaan merokok akan menyebabkan penyakit ...
(4) Konstruksilah butir soal dengan menggunakan bahasa yang jelas, dan tidak mengandung arti yang mendua. Misalnya:
Lemah Ibu kota Kuwait yang diduduki Irak adalah ...
Lebih baik : lbu kota Kuwait adalah ...
(5) Bila yang ditanyakan menyangkut angka atau jumlah dari satu satuan tertentu, maka sebaiknya nyatakan satuan tersebut dalam soal. Misalnya:
Lemah Seorang anak umur 12 tahun sebaiknya setiap hari minum susu ...
Lebih baik : Seorang anak umur 12 tahun sebaiknya setiap hari minuet susu mumi .., gelas.
(6). Setiap butir soal sebaiknya hanya berisi satu jawaban yang harus dikerjakan oleh peserta tes. Misalnya:
Lemah Suatu propinsi dibagi menjadi beberapa ..., yang selanjutnya dibagi lagi menjadi beberapa ..., dan kemudian dibagi lagi menjadi beberapa ..., dan akhirnya unit terkecil disebut ... .
Lebih baik : Propinsi Jawa B arat dibagi menjadi ... kabupaten dan
kota madya
a). Kekuatan dan Keterbatasan
Butir coal tipe jawaban singkat ini termasuk salah satu tipe yang paling mudah dikonstruksi. Hal ini terutama disebabkan oleh butir soal ini hanya akan mengukur hash belajar yang sederhana, yaitu yang bersifat ingatan. Hanya balk digunakan untuk mengukur
kemampuan pemecahan masalah untuk bidang Matematik dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Kekuatan lainnya butir soal tipe ini ialah mengharuskan peserta tes menulis jawabannya, bukan memilih jawaban yang telah tersedia. Dengan demikian maka akan dapat meminimalkan kemungkinan menebak.
Ada dua keterbatasan utama butir soal tipe jawaban singkat ini, yaitu tidak dapat mengukur hash belajar yang kompleks dan sulit dinilai. Karena sifatnya yang sederhana, maka butir soal tape ini hanya menghasilkan respons singkat yang sederhana. Respons singkat yang seperti itu tidak memungkinkan untuk mengukur hash belajar yang lebih kompleks. Kebanyakan hanya terbatas pada hash belajar yang bersifat ingatan, dan paling tinggi hanya bersifat pemahaman. Untuk matematika atau IPA masih mungkin untuk mengukur kemampuan penerapan (aplikasi). Di atas kemampuan itu sudah tidak mungkin lagi diukurdengan butirsoal tipe ini. Berkenaan dengan kesederhanaannya itu maka acapkali menimbulkan keterbatasan kedua, yaitu sulit dinilai. Hanya butir soal yang dikonstruksi secara hati-hati yang tidak menimbulkan masalah ini. Misalnya:
Berapakah jumlah propinsi di Indonesia?
Jawaban terhadap pertanyaan ini masih mungkin sekali beragam. Jawabannya mungkin saja berkisar antara 8 (delapan) sampai dengan 27 (dua puluh tujuh), tergantung pada waktunya . Pada tahun 1945 , Indonesia terdiri dari 8 propinsi, sedangkan sekarang negara kits terdiri dari 27 propinsi. Mungkin dalam beberapa tahun yang akan datang men jadi 29 propinsi, . bila Irian Jaya telah diperluas menjadi tiga propinsi. Jadi soal yang seperti itu sebaiknya lebih disempumakan menjadi:
Berapakah jumlah propinsi di Indonesia pada tahun 1990?
Soal terakhir ini tidak menimbulkan kesulitan dalam penskorannya. Penulisan soal seperti ini memang menuntut kehati-hatian dari dosen, karena biasanya dosen sutra mengasumsikan saja bahwa peserta tes mengetahui apa yang dimaksudkan oleh dosen, sehingga merasa tidak perlu dituliskan dalam soal. Inilah letak kelemahannya.
b). Klasifikasi butir soal jawaban singkat
Secara umum ada dua variasi butirsoal tipe jawaban singkat, yaitu: (1) yang menggunakan bentuk pertanyaan, dan (2) yang menggunakan bentuk asosiasi. Contoh yang menggunakan bentuk pertanyaan artalah:
Siapakah pendiri kerajaan Majapahit?
Apakah kota suci umat Islam yang terpenting?
x + 2 = 4. Berapa x?
Bagaimanakah formula asam sulfat?
Contoh yang menggunakan bentuk asosiasi adalah: Apakah nama ibu kota propinsi berikut?
Irian Jaya
Aceh
Timor Timur
Bengkulu
c). Beberapa petunjuk konstruksi butir soal tipe jawaban singkat
Berikut ini beberapa petunjuk untuk menulis butir soal jawaban singkat, yang disertai contoh sederhana.
(1) Pergunakanlah kata-kata yang menuntut jawaban yang singkat
dan tertentu. Jawaban itu haruslah satu kata, satu frasa, sebuah
angka, atau sebuah simbol. Misalnya:
Lemah : Disebut apakah binatang pemakan binatang lain dan tumbuh-tumbuhan?
Lebih baik : Termasuk klasifikasi apakah binatang pemakan binatang lain dan tumbuh-tumbuhan?
(2) Jangan menggunakan kalimat yang langsung diambil dari buku atau dari catatan. Penggunaan kalimat yang langsung diambil dari buku atau catatan cenderung mendorong peserta didik akan menghafal mad, tanpa berusaha memahami apa yang dipelajarinya. Untuk menghindari kelemahan itu maka sebaiknya bahan ajaran yang diambil dari buku tersebut disusun kembali dalam kalimat yang mudah dipahami oleh mahasiswa.
(3) Jangan sampai pertanyaan yang diajukan menjadi tes bahasa, sedangkan maksudnya untuk menguji mated pelajaran lain. Misal:
Lemah : Apakahistilahyangdigunakanuntukmenyatakan kedatangan Columbus ke Benua Amerika tahun 1492?
Lebih baik : Sipakah yang menemukan benua Amerika tahun 1492?
(4) Untuk menanyakan istilah atau defmisi sebaiknya digunakan kalimat tanya secara langsung. Kalimat lain yang mendahului kalimat tanya, yang dimaksudkan untuk menjelaskan pertanyaan, acapkali mengakibatkan pertanyaanmenjadi kabur. Misalnya:
Lemah : Setiap mahasiswa hares mentaati peraturan sekolah. Ketaatan kepada aturan sekolahitu dalam P4 apa namanya?
Lebih baik : Sikapyangmenganjurkanmemeliharakebersihan kelas sesuai dengan Sila keberapa dari Pancasila?
Terima kasiah banyak untuk ilmunya :)
BalasHapus