Sabtu, 02 Oktober 2010

My beloved family


These days.... I don't know why, but my mouse always lead me to click those FAMILY pictures on my computer... and ended by get amazed on this thin, GOD created..... A FAMILY.
God gave some people cars, and some don't...
God gave some people good houses, and some don't...
God gave some people sweety children, and some don't...
God gave some people branded clothes, and some don't...

BUT WHY GOD GIVE EVERYONE A FAMILY??
You can ride those cars, to every places you want, full your tank, and start the adventure, have some fun, and spend nites at hotels, but when itu come to the end.... you will need a rest, in a house, with a heart... HOME...
You can buy those expensive bags show them up, to your friends, admire the brands, the models, get some praises.. but when it come to the end... you will need someone who praise you, and receive you no matter what... more than your expensive bags...
You can wear those branded clothes, step confidently through every mall. Enjoying when every eyes looking at you, jealousy... feeling so beautiful day and night.. but when it come to the end... you will need someone who says you are beautiful, even when you have nothing branded to wear... only you and your dirty clothes..

WHY GOD GIVE EVERYONE A FAMILY?
Because HE knows we can live without those cars, those good houses, those expensive bags, and those branded clothes but we can never live without a thing, called "FAMILY".
At the end... to one, that always be there... when you born and die, fall and rise is "FAMILY"....

Now, we can pray to GOD and thank to HIM for our family... no matter what condition of family we have now, but we sure that GOD already have a beautiful plan to our family, and make everything beautiful in HIS time...
Dear GOD, thank you for all the family in the world

Kamis, 23 September 2010

my prayer today

Lord, we are so self-centered, so ungrateful and blind to the many blessings we receive from You. Open our eyes to Your many blessings and close our eyes to the few discomforts we encounter. Amen.

A FRIEND LIKE YOU

Everyone should have
a friend like you
You are so much fun to be with
And you are such a good person
You crack me up with laughter
And touch my heart with your kindness
You have a wonderful ability
To know when to offer advice
And when to sit in quiet support
Time after time
You've come to my rescue
And brightend so many
Of my routine days
And time after time
I've realized how fortunate
I am that my life includes you
I really do believe that
Everybody should have a friend like you
But so far it looks like
You are one of a kind!

Minggu, 12 September 2010

AFTER A TERRIBLE DAY

11 Agustus 2010. Tepat sebulan yang lalu, kisah biasa saja bila terjadi di masa mudaku ini, ternyata bisa kusebut “terrible day”diusaiaku sekarang ini.
Pk 12.25 WITENG, bel sekolah berbunyi, bergegas aku bubarkan anak didikku, dan langsung menyandang tas, karena meja kerja sudah kubereskan sebelumnya, setengah berlari aku menuju motorku untuk keinginan segera pulang dan bertemu dengan dua kecilku di rumah. Entah kenapa siang itu aku kangeeeen sekali dengan mereka. Tapi tidak seperti biasa, disiang dengan matahari terik itu, aku mengenakan jaket tebal dan mengencangkan ikatan helmku. Tidak ada firasat apapun, meski kangen berat dengan anak-anak, aku tidak ngebut dengan motorku, aku justru kontrol sekali dengan gas dan berjalan dengan kecepatan 25km/jam dan selalu berada dibahu jalan yang tepat. Traffic begitu padat, karena memang jam pulang anak sekolah.
Dalam hitungan detik, aku sempat memperhatikan motor merah dari arah berlawanan dan dibahu jalan yang berlawanan berjalan oleng, dan ….Braaaaakkk ! aku tidak sempat menginjak rem ataupun membanting stir. Tiba-tiba saja “Blugg” aku terjatuh dengan keras meralas pantat sebelah kiri, dan darah menggenang dari kaki kananku. Serta merta kuraba seluruh badanku dan membuat tanda salib …”Ah…Tuhan…Aku tidak apa-apa” begitu gumanku diantara kata “aduhh” menahan perih tak terkira dari kaki kananku. Badanku mulai tremmor imbas dari bantingan keras, tapi aku segera sadar dan mencari penyebabnya, tanpa mengindahkan keadaanku, aku mencari-cari motor merah yang tadi menghantam keras motorku dari sebelah kanan. Aku melihat motor merah dengan pengemudinya yang bangun dari jatuhnya dan siap menunggang kembali motornya. Spontan aku berteriak meminta orang-orang menahannya, sementara seorang bapak, tukang bangunan, yang akhirnya kuketahui bernama Pak Simon, menenangkan aku dan menekan kaki kananku untuk tidak bergerak, takutnya patah tulangnya.
“buk…” satu pukulan hebat melayang di pipi kanan sipengendara motor merah. Kunci kontak si merah segera berpindah tangan ke orang yang lain, dan aku tidak lagi memperhatikannya, Pak simon dengan 3 temannya, segera mengajak teman-teman nya yang lain mengangkat badanku yang super berat ini, menyebrang jalan dan memasukkan aku ke dalam bemo yang mereka hentikan paksa. Pak Simon memegangku dari belakang, mengangkat setengah badanku. Ugh…kuat sekali Bapak ini….pikirku
Didalam bemo, sambil terus mengaduh, aku mengambil Hp disaku tas dan menelpon suamiku.
“Papa, segera ke RS Wirasakti, mama ada disruduk orang gila !”
Sampai di RS, aku langsung didorong ke Ruang bedah.
Tremmorku masih berlangsung, nyeri di ujung kakiku makin terasa karena angin yang kencang menerpa koridor RS.
“Suster, Dr…tolong segera ibu ini, darah sudah keluar terlalu banyak !” seru pak Simon sambil menarik lengan perawat yang ada diruangan itu
“Iya pak, sabar, Dr segera datang, “
“Tapi Sr bisa kan bersihkan luka dulu, atau tangani sebisanya dulu” kata Pak Simon lebih keras
“Sabar-sabar pak, saya memang mau tangani, tapi lampu mati nih, panas dan gelap, bapak mengerti kan?”
Jawaban perawat itu membuat pak Simon kesal, apalagi aku terus mengaduh, meski tak bersuara.
Tiba2 aku mendengar suara Dr Rusli, Dr yang pernah menangani aku waktu terdeteksi usus buntu beberapa waktu lalu.
“Dr… tolong beta, tolong beri obat penghilang rasa sakit, atau apa kek, biar tremor saya berhenti dulu.” Seruku mengiba
“Lho, kamu? Ada apa ini” jawab Dr Rusli yang saat itu sedang tidak bertugas, dia memakai celana pendek dan tshirt saja.
“Ini Dok, ditabrak orang gila,”
Suhu tubuhku semakin memanas, tapi aku merasa kedinginan luar biasa, Dr segera memerintahkan perawat-perawatnya menanganiku. Aku menjadi lebih tenang melihat suamiku, Ita dan Wira (teman kerjaku) dan juga Benni (adik iparku) berada diruang itu.
Suamiku tampak dengan mata berkaca-kaca. Dia memang tidak bisa melihat luka/darah dan kalau ada kejadian akan lebih panic daripada aku. Aku justru hampir menangis ketika Wira menenangkan aku, bukan banyak bertanya…aku terharu dengan perhatian mereka.
Tibatiba aku berteriak karena perawat menyuntikkan anestesi tepat ditengah luka dan rasanya seperti menusuk tulang.
“Augh…Dr Rusli tolong beta,”teriakku. Saya sudah 2 x operasi cesar, tapi anestesi tidak sesakit ini.keluhku
Dr Rusli menyeruak diantara 3 perawatnya, “Wah sorry, dia baru lulus sih, jadi belum lihai” kata Dr Rusli sambil mengambil lagi 1 suntikan dan dengan tangannya sendiri menyuntik bagian kiri telapak kakiku. Dalam hitungan detik, sampai di pahaku sudah tidak terasa lagi, tremmor juga berhenti, suhu tubuhku mulai menghangat, dan aku lebih tenang.
Tiba-tiba seorang bapak mendekatiku, “Bu, ini no telp toko dan hp saya, motor ibu ada kami amankan, si penabrak jg masih kami amankan disana”
Bapak ini tidak tahu kalau ada suamiku disitu, kemudian aku serahkan dia pada suamiku, dan suamiku mengurus ke toko Bapak itu.
Dari cerita suamiku, orang ini bersikeras tidak merasa bersalah, sehingga orang-orang mendesak untuk menyerahkannya pada polisi. Akhirnya suamiku serahkan kasusnya pada polisi.
Seminggu, Dua Minggu, Tiga minggu….luka dikakiku mulai sembuh, tapi terasa begitu lambat. Kami rajin kontrol ke Dr, dan kami sempat kaget karena aku yang biasanya selalu hypotensi, sekarang menjadi hypertensi. Tensiku biasanya berkisar 80-90/90 menjadi 150/100 !!! wow
Selama sakit, aku sempat 2 minggu cuti kerja. Jalan menggunakan kursi, kemudian menggunakan kruk, sampai terus sambil meringis mencoba melatih kakiku berjalan tanpa bantuan. Luka dijahit lebih dari 10 jahitan sebenarnya bukan hal baru untuk kakiku, apalagi kaki kananku, beberapa tahun lalu, aku terpaksa 2 minggu menggunakan 2 kruk untuk berjalan karena kecelakaan, dengan kaki dijahit dan tempurung lutut yang bergeser. Tapi sekarang sepertinya bodiku sudah sangat berubah. Mungkin setelah 2x melahirkan, perempuan memang sudah turun mesin.
Aku merasa sakit yang begitu lama, kesembuhan yang begitu lambat, bukan hanya rasa nyeri di kaki yang membuatku tersiksa, bentuknya yang sudah cacat, sulit menggunakan sepatu dan efek psikisnya yang kurasa mulai menggangguku justru setelah aku mulai berani memakai motor lagi. Aku memang tidak mau bermanja-manja, Operasi secar saja, hanya aku pakai bedrest 3 hari sudah termasuk turun dari tempat tidur dan melakukan aktivitas ringan. Apalagi hanya sakit dikaki.
Aku kembali ke sekolah, mengurus awal kuliah lagi di kampus dan aktivitas lain dengan membawa motor sendiri. Banyak orang yang terheran-heran karena aku sudah berani memakai motor, tapi tidak pernah ada yang tahu bahwa aku justru terheran-heran dengan kondisi psikisku yang mulai kacau. Setiap malam sekitar jam 2 aku mengigau, ketakutan dan terbangun. Aku seperti diharuskan mengulas lagi detik-detik terrible day itu. Aku seperti mengulangi lagi dengan nyata kejadiannya. Dan pada saat mengendarai motor, aku sering terkaget-kaget saat disalib orang, atau ada suara rem yang berdencit keras, atau ada orang yang tiba –tiba berbelok didepan padahal jaraknya masih sekitar 3 meter’an.
Aku bisa tiba-tiba berhenti dipinggir jalan dengan rasa takut hingga keringat dingin.
Biasanya jarak rumah ke sekolah aku tempuh paling lama 20 menit, sekarang bisa lebih dari 40 menit. Dan aku tidak berani memboncengkan orang lain.
Aku tidak mengerti kenapa aku pernah melalui accident2 yang lebih hebat tapi efeknya tidak separah ini. Aku merasa perlu ditolong dan rasa “takut” itu sangat “bukan diriku”.
Disalah satu kegiatan, aku bertemu kembali dengan Romo Anselmus. Sekarang kami sering berkomunikasi by sms. Aku sempat curhat ke beliau, dan beliau menyarankan aku untuk mencoba ke pskiater. Karena trauma kecelakaan seperti ini bisa berkembang tidak baik, dan psikiater akan membantu memetakan masalah. Beliau pernah bercerita tentang rekannya yang menjadi kurban tsunami, dia memerlukan waktu 1 th untuk kembali normal, itupun dengan pendampingan psikiater.
Aku tersenyum saja menanggapi Romo. Aku kan hanya kecelakaan biasa, yang sakit juga hanya ujung kakiku, aku tidak perlu menggunakan alat bantu. Aku bukan kurban tsunami atau teror bom. Tapi aku mulai bertanya-tanya perlukah aku to do something after the terrible day???? help me friend...

Kamis, 09 September 2010

One year older

Thank you God, for giving me another year to grow
It's a day like any other day, except that I'm one year older
Grateful with all the friends I have
What a bless having my family taking care of me
I'm just an ordinary girl but it's so much blessing I have
Still have many dreams to fullfil
but if You give me strenght O Lord
with Your will, my way will be easy
doing this way of Yours is like cooking
I want to try but sometimes I get scared when I see the recipe
but when I decide to do it, it's finally not that tough

You always give me strenght
bless are my family & friends who pray for me
cause without their prayer
I won't never reach my way today
I won't never reach my goal tomorrow

Happy Birthday for Me and my lovely husband
August'30 / Sept'02

Minggu, 15 Agustus 2010

Aku mengingatmu

Aku mengucap syukur kepada Allahku, setiap kali aku mengingatmu....FILIPI 1:3

Aku mengucap syukur kepada Allahku, karena kau pernah menyakitiku
Aku mengucap syukur kepada Allahku, karena kau membuatku berani mengartikan cinta
Aku mengucap syukur kepada Allahku, karena kau Tuhan jadikan percobaanku
hingga kini....
Aku selalu mengucap syukur kepada Allahku, karena kau pernah hadir di hidupku

Sabtu, 14 Agustus 2010

Surat dari ayahku dihari pengucapan syukur

Hari Pengucapan syukur, 20 Oktober 2010

Kepada anak-anakku, juga cucu-cucuku tercinta…

Seratus tahun dari sekarang, tidak menjadi masalah mobil apa yang akan kukendarai, rumah seperti apa yang kutinggali, berapa banyak uang dalam tabunganku ataupun pakaian seperti apa yang kukenakan…

Tetapi seratus tahun dari sekarang, dunia mungkin akan menjadi sedikit lebih baik karena meski sedikit, aku pernah menjadi seorang yang penting bagi kalian…
Semoga kalian akan tetap selalu terjaga dan dapat melihat bahwa tahun-tahun berlalu hanya dalam satu tarikan nafas, dan hidup sungguh tak terduga,
Sampai pada suatu saat nanti kita sekeluarga akan berkumpul dan merayakan kehidupan. Mengenang saat-saat kalian memaksaku merasakan pizza hut dan hoka-hoka bento, sementara aku hanya suka sate ayam dan soto.Mengenang saat-saat kalian menyemangatiku dengan keceriaan ketika aku terpuruk oleh kepergian seorang istimewa yang pernah melahirkan kalian.Masa-masa yang kita nikmati bersama selama bertahun-tahun, dan masing-masing masa itu merupakan waktu yang begitu berharga. Saat kita dekat, dan saat kita berbeda pendapat.

Membalik lembaran kehidupan kepada kehidupan babak baru tidaklah mudah, Sebagian dari diriku meronta ingin kembali kedalam kehidupan bersama kalian, membetulkan yang salah dan mempermanis yang indah. Hidupku yang begitu indah karena keberadaan kalian, akan menjadi kisah yang menakjubkan yang ditulis untukku, tapi kisah hidupku ditulis oleh Sang Penulis kehidupan. Dan aku tak boleh dan bahkan tak bisa menghindarinya.

Telah seribu hari lamanya, Aku tak lagi dapat menjaga kalian, tapi aku begitu bahagia pernah menjaga kalian dari sejak berusia nol hari samapi sekian lama, malaikat pribadi telah membantuku menjaga kalian semua, aku hanya bisa menguatkan kalian dengan doa-doaku, memberkati dengan kasihku dan mendukung dengan hatiku. Ini akan mengawali hariku yang panjang….dan aku akan menikmati setiap detiknya. Beberapa hal memang tak dapat dipahami dengan pikiran, tapi dapat diyakini dalam hati. Kini, meski tak dapat merengkuh kalian dalam pelukan, aku memiliki tempat yang cukup tenang untuk mendengarkan Tuhan berbicara

Dihari pengucapan syukur ini, aku tak bersama kalian, tapi yakinlah bahwa jiwa dan hatiku ada bersama kalian. Aku yakin, suatu saat kalian dapat membuatku bangga pernah menjadi ayah. Kiranya berkatNya selalu menyertai kalian

Yang selalu sayang,
Ayahmu….