Selasa, 05 April 2011

Searching for real health


Hidup dalam kemonotonan, tanpa refresh, under preassure, running for deadline….busy ! dan endingnya adalah…colaps !!!
Bangun tidur, buka jendela, memandang dunia..yang kebetulan hijau, telingaku dimanjakan kicau burung yang 4 tahun terakhir menemani pagiku,….kadang aku sadar harus bersyukur dengan kesederhanaan itu, karena kakak-kakakku yang jauh di seberang lautan, harus membeli dengan mahal kicau burung dan pemandangan hijau itu, sementara aku, setiap saat dapat menikmatinya…gratis.
Mestinya….buka jendela, hijau yang memanjakan mata, kicau burung memanjakan telinga, tanda salib melenakan jiwa, sedikit bergerak menyulut semangat….. tapi tidak untuk beberapa hari terakhir. Bangun tidur….pinggangku pegal, mataku pedes, tangan kesemutan, kaki kram, perut sembelit, kepala nyut-nyut, mulut terus menguap…secangkir nescafe dan selembar roti tawar tidak membangkitkan semangat. Sepertinya café’in sudah tidak mempan untuk memacu jantungku…aku lelah ! aku mencoba mencari tahu kenapa….yach…mungkin saja bodiku memang ingin refresh…
Tapi..aku segera tersadar bahwa “I am a mom”…..
Yang tugasnya adalah lebih bersemangat daripada anggota keluarga lain, bergerak lebih cepat, memanage segalanya lebih sempurna setiap harinya, mengatur segala yang tertinggal, merehab segala yang kemarin tidak sesuai schedule….It’s a mom task….!!!
Bangun tidur, 5 menit cofee pagi, Mandi, bereskan dapur, siapkan makan pagi, bereskan rumah, memberi perhatian pagi untuk anak-anak, memandikan, makan pagi bersama, urus cucian dan setrikaan, bersiap kuliah dan kerja…..yach…everyday…..
Tapi hari ini aku colaps….
Mengunjungi dokter…tapi pengobatan yang tidak menyelesaikan masalah (baca: tidak membereskan sumber awal penyebab colaps). Berujung hanya sekedar “menekan alarm tubuh” dari urusan kolesterol, hypotensi, vertigo, hingga masuk angin biasa.
Dokter tidak memberiku pemahaman kenapa bodyku bermasalah.aku semakin tidak mampu memahami bahasa-bahasa tubuh yang sedang protes. Sebenarnya dokter sudah membuktikan bahwa ia patuh pada rule of the game…tapi tapaknya mempertahankan tensi darah untuk selalu harus dibatas “noral” sudah seperti memperlakukan tubuh manusia seperti kulkas. Kulkas memiliki stabilizer agar voltase yang naik turun ditengah pusingnya PLN mengatur pemadaman listrik tidak membuat ompresor jebol. Namun kita sering lupa kalau body kita diciptakan tuhan tanda dilengkapi stabilizer!
Andai kita bukan organisme yang hidup, pasti Tuhan sudah melengkapi kita dengan stabilizer paling caggih. Ketika kita sedang stress, gundah dengan masalah anak atau bahkan sedang menang lotre- tentu tensi akan diluar batas normal…entah hypertensi atau hypotensi.karena yang saya tahu, otak dan jaringan tubuh membutuhkan oksigen (aliran darah) lebih banyak.
Sangat mudah orang di vonis menderita penyakit tertentu hanya dengan satu kali pengecekkan, padahal…begitu saya menikmati lulur di SPA, windows shoping dengan kakak dan iparku, meniru seksinya Mariah Carey dalam alunan music slow, jalan dikebun teh, bermain air di sungai,menikmati se cup saja ice cream,menikmati kopi dan jadah tempe atau jegang di angkringan..….tanpa diminta tentu tensiku akan stabil….bil….
Tadi malam, tanpa sengaja, aku melihat acara Dr.Oz show di Timor Tv. Acara yang dikemas mirip sekali dengan Oprah Wifrey show, tapi lebih mengkhususkan pada healthy….
Seorang perempuan gemuk, kecanduan gula, hidupnya terpuruk karena obesitas dan stress….
Dr Oz memberinya trial selama 28 hari tanpa gula, and always being happy mom…..
Dan surprise….dalam 28 hari dengan niatnya…dia yang biasanya menyamtap 85 sendok gula, berkurang menjadi 8 sendok the saja, lingkar pinggangnya berkurang 8 cm dan berat badannya turun 8 kg….suatu kebetulan kalau ada angka 8 semua..tap lebih dari itu, dia mengatakan bahwa hidupnya lebih happy 88x lebih happy dari sebelumnya….
Wow….perlukah aku mencoba? Minimal agar aku tidak colaps….
Ketika lidah lebih berkuasa daripada akal sehat, menjadi anak emas lebih dari puluhan tahun, maka si anak tiri (baca: bagian tubuh lainnya) akan menuntut balas.
Ketika zat adiktif (yang dikeluarkan otak ketika kita begitu tergantung dan lekat terhadap sesuatu) lebih mendikte dan kian dominan, maka kita tidak lagi menjadi diri sendiri…..
Yah …aku akan mencoba…setidaknya mensyukuri setiap hal kecil, mencatat ratusan kebahagiaan dalam 24 jam sehari….dan menolak yang menjadi keinginan kuat diri sendiri yang mempengaruhi kesehatanku…aku tidak berjanji…tapi aku mengusahakannya.
Semoga Tuhan memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar