Kamis, 23 Juni 2011

PERKEMBANGAN KONSEP DIRI REMAJA

A. PENGERTIAN KONSEP DIRI

• William James, dalam Gilmore, 1974 :
Konsep diri adalah pendapat seseorang tentang dirinya sendiri atau pemahaman seseorang tentang baik yang menyangkut kemampuan mental maupun fisik. Prestasi mental maupun fisik ataupun menyangkut segala sesuatu yang menjadi miliknya yang bersifat material.
• Gege dan Besliner (dalam Atmater, 1987) :
Konsep diri adalah keseluruhan (totalitas) dari penerapan yang dimiliki seorang terhadap dirinya, sikap tentang dirinya dan keseluruhan gambaran diri.
• Epstein ( 1973), Brim (1975), Blyith dan Treger (1991) :
konsep diri : pendapat atau perasaan atas gambaran seseorang tentang dirinya sendiri baik yang menyangkut fisik maupun psikis (sosial, emosi, moral dan prognitif)

1. Konsep diri yang menyangkut materi yaitu pendapat seseorang tentang segala sesuatu yang dimilikinya baik yang menyangkut harta benda maupun bentuk tubuhnya
2. Konsep diri yang menyangkut sosial yaitu perasaan orang tentang kualitas hubungan sosialnya dengan orang lain.
3. Konsep diri yang menyangkut emosi, yaitu pendapat seseorang bahwa dia sabar, bahagia, senang atau gembira, berani dsb.
4. Konsep diri menyangkut moral, adalah pandangan seseorang ttg dirinya bahwa dia jujur, bersih, penyayang dan taat beragama. Konsep diri yang menyangkut kognitif : pendapat seseorang ttg kecerdasan baik dalam memecahkan masalah maupun prestasi akademik.

B. JENIS-JENIS KONSEP DIRI

Hurlock (1974) membagi konsep diri menjadi 4 bagian :

1. Konsep diri dasar
Meliputi persepsi mengenai : penampilan, kemampuan, peran status dalam kehidupan, nilai-nilai, kepercayaan (serta aspirasinya).
2. Konsep diri sementara
Konsep diri yang dapat hilang apabila di sikon dan tempat berbeda, konsep diri yang timbul dari interaksi lingkungan, dipengaruhi suasana hati, emosi dan pengalaman baru
3. Konsep diri sosial
Konsep diri berdasarkan cara seseorang mempercayai persepsi orang lain tentang dirinya. Misalnya masyarakat mengatakan dia nakal, maka onsep dirinya akan seperti itu.
4. Konsep diri ideal
Konsep diri yang terbentuk dari persepsi seseorang dan keyakinannya oleh apa yang kelak terjadi pada dirinya di masa yang akan datang. Berhubungan dengan keadaan fisik dan psikologinya.

Strang (1970), 4 konsep dasar tentang konsep diri :

1. Konsep diri menyangkut pemahaman seseorang ttg kemampuan, peranan dan penghargaan terhadap diri sendiri
2. Konsep diri itu tidak tetap, tetapi bisa berubah dari waktu ke waktu atau dari pengalaman ke pengalaman
3. Konsep diri sosial (social self concer) : pendapat seseorang ttg bagaimana orang lain memandang dirinya
4. Konsep diri ideal dan konsep diri realita.
Konsep diri ideal : konsep diri seseorang seperti yang diharapkan
Konsep diri realita : konsep diri yang benar-benar sesuai dengan kemampuand an segala sesuatu yang kenyataannya memang dimiliki seseorang

McCandles (1972), ada 3 komponen konsep diri yaitu komponen struktur, komponen fungsi, dan komponen kualitas

 Komponen struktur
Konsep diri yang kaku/fleksibel, sederhana/kompleks. Luas /sempit, akurat/tidak akurat.

 Komponen fungsi
Konsep diri memiliki sejumlah fungsi,yaitu :

• fungsi penilaian
konsep diri memberi gambaran tentang diri sendiri yang telah diwarnai oleh penilaian orang yang bersangkutan terhadap dirinya sendiri. (baik/buruk, mampu/tdk, benar/salah, dsb)
• fungsi pengarahan/kontrol
konsep diri menjadi pengarah dalam bertingkah laku, baik bertingkah laku terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain (mis: seseorang menganggap dirinya penyayang, maka dia akan menyayangi orang)
• fungsi aktualisasi diri
konsep diri dapat mendorong untuk mengaktualisasikan dirinya, sebagaimana orang itu memandang dirinya. (merasa diri seorang kreatif, maka dia akan terdorng untuk menampilkan dirinya sebagai seorang kreatif.)
• fungsi motivasi
konsep diri yang memotivasi dirinya seperti orang itu memandang dirinya ( mis: seseorang memahami dirinya sebagai seorang berprestasi dalam bidang akademis, maka dia akan belajar dn berusaha keras dan membuktikan bahwa dirinya berprestasi)

C. FUNGSI KONSEP DIRI

Felker D (1974) tiga fungsi utama konsep diri :

1. Konsep diri sebagai pemeliharaan konsistensi internal (self concept as maintainer of inner consistency)
• Individu memilih suatu sistem untuk mempertahankan kesesuaian antara individu dengan lingkungannya.

2. Konsep diri sebagai interpretasi dari pengalaman (self concept as on interpretation of experience)
 konsep diri dpt digunakan sebagai penentu tingkah laku , dapat dilihat dari bagaimana pengalaman yang dialami dan diinterpretasikan individu.


3. Konsep diri sebagai suatu kumpulan harapan-harapan (self concept as set of expextations)
• Konsep diri menentukan apa yang diharapkan individu untuk terjadi pada dirinya. Individu memandang diri dengan harga yang ia tentukan sendiri dan mengharap orang lain jg memperlakukan dirinya sesuai dengan apa yang ia harapkan.

D. KONSEP DIRI REMAJA YANG SEHAT

Laurel dan Klatell, 1991) :
Konsep diri mempengaruhi kesehatan mental, dan bahkan perkembangan kepribadian remaja.
Untuk membina konsep diri yang sehat (positif), remaja perlu memiliki penilaian diri sendiri (self esteem)

Candles (1972)
Remaja yang memiliki penilaian diri sendiri tepat menampakkan kehidupan bahagia, karena dapat menerima keadaan dirinya sendiri sebagaimana adanya (memiliki pandangan positif ttg dirinya)

Mc Candles, Konsep diri remaja yang sehat :

1. Tepat dan Sama
Konsep diri remaja itu tepat dan sama dengan kenyataan yang ada pada diri remaja itu sendiri. Contoh : seorang remaja laki-laki mampu memerankan dirinya, baik dalam penampilan maupun dalam tugas dan tanggung jawabnya sebagai pria maskulin.

2. Fleksibel
Konsep diri yang sehat ditandai oleh kefleksibelan atau keluawesan remaja dalam menjalankan perannya di masyarakat. Contoh : seorang remaja dapat memainkan perannya sebagai siswa di sekolah dengan konsentrasi belajar, mengerjakan tugas, kerjasama dalam diskusi, disiplin, dsb. Dan dapat memerankan perannya dirumah sebagai anak dan kakak dengan menjaga adiknya, membantu orang tuanya, dsb

3. Kontrol diri
Remaja dengan konsep diri sehat, mampu mengontrol dirinya sendiri sesuai standar bertingkah laku yang telah menjadi miliknya sendiri, bukan diatur oleh keharusan-keharusan orang lain.

E. KONSEP DIRI DAN KARIR REMAJA

Remaja dengan konsep diri yang sehat memiliki aspirasi yang tinggi tentang jabatan yang ingin dicapainya. Mereka ingin memiliki karir dan tuntutan kemampuan yang tinggi. Mereka inginkan status sosial yang tinggi, penghasilan tinggi dan penuh tantangan.

F. KONSEP DIRI DAN PRESTASI SEKOLAH

Morison dan Thomson (1973) dan Lecky (dalam Nylor, 1972) Pendapat mereka mengenai hubungan konsep diri dengan prestasi di sekolah :
1. Siswa yang memiliki konsep diri positif menampilkan prestasi yang baik di sekolah, menunjukkan hubungan pribadi (baik dengan guruteman) yang positif. Mereka menentukan targer prestasi belajar yang realistis dan mengarahkan kecemasan akademis dengan belajar keras dan tekun.
2. Penting diciptakan situasi sekolah yang mengembangkan konsep diri positif siswa, yaitu memungkinkan mereka mendapatkan pengharagaan, sokongan dan pengakuan dari guru dan teman mereka. Sangat penting bagi guru mengusahakan agar semua siswa sukses dan menghindari kegagalan dalam mencapai prestasi di sekolah dalam rangka mengembangkan konsep diri positif siswa.

Kougehnet (1979) para siswa kelas terbuka (open classroom) cenderung memiliki konsep diri lebih tinggi dari pada siswa dari sekolah tradisional. Open classroom tdk belajar di kelas yang sangat diatur oleh guru, tapi berlajar berkelompok, observasi, wawancara, diskusi, percobaan dan berbagai proyek belajar bersama lainnya.

Dun dan Schemat (1964), Caplin (1969) dan Quinby (1967) :
Siswa yang berprestasi di bawah potensi intelektual yang sebenarnya (underachiever) dan siswa yang berprestasi diatas potensi intelektualnya berbeda konsep diri mereka. Overachiever memiliki konsep diri yang lebih tinggi daripada underachiever.

Tingkah laku guru yang dapat mengembangkan konsep diri positif siswa adalah sebagai berikut :
1. Guru yang suka memberikan penguatan Ireinforcement) dan menciptakan situasi belajar yang memberi kesempatan siswa memperoleh penguatan
2. Guru yang suka memberikan sokongan/dukungan dan menciptakan situasi yang menyebabkan keputusan atau kegiatan siswa tersokong atau disetujui
3. Guru yang selalu berpikir positif tentang siswa
4. Guru yang menciptakan situasi yang memungkinkan siswa merasa sukses melalui pengalaman belajar yang sukses yaitu belajar dengan siswa aktif
5. Guru yang menghargai usaha siswa melebihi hasil, bukan memberikan penghargaan dari apa yang bukan hasil usaha siswa. Para guru yang berusaha mengembangkan bakat dan ketrampilan pada siswa. Sehingga mereka merasa berguna dan berarti.

G. KONSEP DIRI DAN PENYESUAIAN SOSIAL

Pengaruh konsep diri dengan penyesuaian sosial siswa :
1. Siswa yang memiliki konsep diri tinggi menampakkan hubungan sosial yang lebih baik daripada siswa yang memiliki konsep diri rendah
2. Individu siswa yang memiliki konsep diri rendah lebih mudah terserang kritikan atau penolakan daripada siswa yang memiliki konsep diri tinggi
3. Individu siswa dengan konsep diri tinggi mudah dan sukses dalam melibatkan diri dalam berbagai aktivitas sosial, misalnya dalam membina hubungan sosial heteroseksual dan dalam perkawinan.
4. Individu siswa dengan konsep diri tinggi merupakan siswa populer dan dalam kegiatan kelompok mereka sangat berhasil, karena berani berpendapat, memiliki ide dan tidak takut dikritik.

H. KONSEP DIRI DAN KENALAKAN REMAJA

Remaja nakal menghayati diri mereka seperti kata orang lain yang mengatakan mereka nakal, malas, tidak sopan, masa bodoh, dsb. Akibatnya mereka berpendapat bahwa mereka tidak diinginkan oleh orang lain. Jika mereka dihukum, dipenjara, dan dihina maka justru akan memperburuk konsep diri mereka. Cara tepat adalah dengan memberi kesempatan memperoleh penerimaan, sokongan dan penghargaan.

1. Merubah konsep diri
Lingkungan keluarga dan sekolah berperan besar dalam merubah konsep diri siswa karena lingkungan sosial ini mempunyai interaksi yang khas dan berpengaruh yang mendalam terhadap pemahaman siswa tentang dirinya.

2. Lingkungan keluarga
Situasi sosial-emosional yang hangat dalam keluarga, menunjukkan aspek positif dari remaja, meredam kelemahan dan memberikan kesempatan menyatakan diri (ide/karya) dan memberi penghargaan. Remaja yang mampu mengekspresikan diri yang berorientasi onternal lebih meudah mengikuti standar bertingkahlaku moral, sehingga mereka dikontrol oleh diri mereka sendiri dalam bertingkahlaku.

3. Lingkungan sekolah
Sekolah dapat mengembangkan konsep diri yang positif dengan para guru menyikapi siswa dengan :
1. Memberikan penguatan Ireinforcement) dan menciptakan situasi belajar yang memberi kesempatan siswa memperoleh penguatan
2. Memberikan sokongan/dukungan dan menciptakan situasi yang menyebabkan keputusan atau kegiatan siswa tersokong atau disetujui
3. Selalu berpikir positif tentang penampilan, prestasi belajar dan permasalahan siswa
4. Menciptakan situasi yang memungkinkan siswa merasa sukses melalui pengalaman belajar yang sukses yaitu beljaar dengan siswa aktif
5. Menghargai usaha siswa melebihi hasil bukan memberikan penghargaan dari apa yang bukan hasil usaha mereka
6. Berusaha mengembangkan bakat dan ketrampilan para siswa sehingga mereka merasa berguna dan berarti.
7. Suka menyokong dan menghargai bukan mencela dan menyalahkan
8. Tidak suka bahkan tidak ingin memberikan penilaian sebelum siswanya memahami dan menguasai berbagai konsep yang diajarkannya
9. Hubungan sosial guru dan siswa yang hangat , bukan mengkritik, mencela atau menghukum
10. Lingkungan sekolah membuat program-program penampilan fisik yang lebih menarik untuk remaja pria dan wanita.
11. Lingkungan sekolah yang menimbulkan perasaan sukses dalam diri setiap siswa dengan berbagai cara
12. Berpikir positif dalam menilai penampilan fisik dan psikis siswa
13. Lingkungan sekolah yang melakukan terapi psikologis, yaitu membicarakan secara rasional perasaan mereka tentang diri mereka sendiri dan menghancurkan irrasional beieve mereka tentang diri mereka sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar